Chapter 7 - Cotton Candy and A Letter

138 13 1
                                    

🌸 Cotton Candy and A Letter 🌸
(Permen Kapas dan Sepucuk Surat)






♩✧♪●♩○♬☆

"Papa, tolong ajari Ayaka ilmu berpedang!"

"Tidak bisa!"

Aku tersentak, papa bahkan tidak berpikir lebih dulu dan langsung menjawab dengan tegas.

"Ta-tapi ..."

"Tidak boleh, lagipula keluarga mu akan selalu melindungi mu jadi untuk apa mempelajari hal yang berbahaya seperti itu?"

'Untuk melindungi kalian ... meski tentu kalian akan selalu melindungi ku tapi pada akhirnya kalian justru mengorbankan nyawa kalian demi diriku ...'

Pikiran ku kembali melayang pada kejadian saat keluarga ku dibantai oleh iblis bulan atas. Itu terjadi beberapa bulan setelah ulang tahun ku yang kedua belas.

Saat itu setelah makan malam aku keluar hendak mengambil tanaman obat namun tak sengaja aku melihat anak anjingku yang yang diberikan papa sebagai hadiah ulang tahun ku tergeletak dengan bersimbah darah.

Saat itulah aku melihat sosok seseorang dan dimatanya tertulis 'iblis bulan atas 5' aku berteriak dan kakak melindungi ku yang hampir terkena serangan iblis itu. Kakak meninggal dengan tubuh membusuk karena kutukannya merambat ke seluruh tubuhnya.

Papa bertarung dengan iblis itu dan berakhir tewas dalam keadaan termutilasi serta pedang yang patah. Mama terpaksa menjatuhkan ku ke jurang dan berlari untuk mengecoh iblis itu, dan ditemukan meninggal dengan keadaan dua tangannya terpotong.

Ada seorang pemburu iblis yang datang tapi dia hanya bisa menahan iblis itu sampai matahari terbit saja. Tapi... Sebelum seluruh keluarga ku meninggal, mereka memberi tahu betapa mereka mencintai ku.

Disaat terakhirnya, kakak mengatakan bahwa aku anak yang dicintai dan akan selalu percaya padaku sampai kapanpun. Kata-kata itu jugalah yang membuat ku terus bertahan ditengah seluruh penderitaan ku.

'Aku tidak akan membiarkan semua hal itu terjadi lagi! Betapa menderitanya aku setelah kehilangan keluarga ku!'

"Ayaka ingin menjadi kuat seperti papa! Tolong ajari Ayaka, ya?"

"Tidak!"

"Papa ... Ayaka ingin melindungi papa ..." Aku memasang muka memelas dengan mata berkaca-kaca.

"Heung ... boleh ya?" Aku menarik pelan ujung bajunya, dengan bibir sedikit mengerucut dan mata berbinar penuh harap.

"...."




♩✧♪●♩○♬☆

"Perhatikan posisi tubuhmu dan perkuat kekuatan di kakimu! Terus amati pergerakan lawan!"

Pada akhirnya, papa akhirnya setuju mengajariku ilmu pedang setelah aku memohon dengan sangat sampai-sampai bertingkah imut dan menangis.

Tibalah waktu istirahat, aku ngos-ngosan sambil meminum air putih, stamina ku masih sangat kurang apalagi dengan tubuh kecil ini.

𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐅𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮 (Kimetsu No Yaiba)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang