2 - Tunangan Dadakan?

40.6K 2.3K 80
                                    

Di dalam rumah, Erina yang hendak mengomel seketika urung saat melihat pria itu tersenyum padanya lantas mengedipkan sebelah mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam rumah, Erina yang hendak mengomel seketika urung saat melihat pria itu tersenyum padanya lantas mengedipkan sebelah mata. Bukannya kagum, Erina justru bergidik melihatnya.

"Ganteng, tapi aneh," batin Erina.

Pria itu sengaja tebar pesona, menyugar rambutnya ke belakang masih dengan menyunggikan senyumnya. Kata orang-orang sih kalau begini terlihat tampan.

"Ayo duduk dulu," ujar pria itu yang sudah duduk duluan.

Erina memutar bola mata.

"Maaf, Pak. Ini rumah saya, ya!"

Pria itu kembali berdiri.

"Kalau gitu, apa saya boleh duduk?"

"Terserah!"

Erina yang terlanjur kesal langsung duduk di hadapan pria itu yang sudah kembali duduk. Ia memandang tajam pada penyusup rumahnya.

"Sekarang jelasin. Anda siapa dan kenapa nerobos masuk ke rumah saya? Jawab jujur atau saya lapor polisi!" ancam Erina.

"Jangan galak-galak dong." Pria itu lantas mengulurkan tangannya pada Erina. "Saya Erik, seorang detektif swasta."

Erina menerima jabat tangan Erik. "Saya Erina, pemilik rumah ini."

Mereka masih berjabat tangan sambil melempar senyum.

"Cowok sok kegantengan yang nyusup ke rumah orang. Pasti aslinya cowok berengsek, sama aja kayak cowok lain!" batin Erina yang tanpa sadar mengeratkan genggaman tangannya pada Erik.

"Cewek jutek, tapi cantik sih. Pasti entar kalau udah deket bakal genit ke gue. Semua cewek sama aja," batin Erik lantas membalas genggaman tangan Erina tak kalah eratnya.

Di luar mereka saling melempar senyum, tetapi di dalam hati sedang saling menilai.

"Sampai kapan Pak Erik mau megang tangan saya?" tanya Erina.

"Loh, bukannya kamu yang nggak mau lepasin tangan saya?"

Erina mendelik lalu bergegas melepaskan jabat tangannya dengan Erik.

"Ada apa Pak Erik yang nggak sopan ini menyusup ke rumah saya malam-malam?" tanya Erina.

"Kamu nyindir saya, ya?" Erik terkekeh singkat.

"Kenyataannya kan gitu," ujar Erina.

Erina melipat tangan di depan dada sambil menatap Erik dengan tajam. Untuk apa bersikap sopan pada orang yang tidak sopan? Kesan pertamanya pada Erik adalah pria yang menyebalkan.

"Saya minta maaf karena udah nggak sopan. Tujuan saya menemui kamu ada dua. Saya akan jelaskan yang pertama dulu."

Erina mengangguk dan mulai memasang raut serius. Sesekali ia masih salah fokus pada Erik yang tampak tampan walaupun sepertinya lebih tua darinya.

Me vs Mr. Detective (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang