Halo gaes! Selamat siang dan selamat membaca😍
Jangan lupa makan siang😙
Erik mendadak merasa sulit untuk melanjutkan ucapannya apalagi setelah melihat raut Erina yang begitu terkejut.
“Saya akan cerita lengkapnya besok, sekalian saya mau berkunjung ke suatu tempat. Kamu mau nemenin saya?” tanya Erik. Besok, ia akan menceritakan semuanya, termasuk mengajak Erina ke tempat yang penting baginya.
Erina mengangguk. Ia tak akan memaksa Erik untuk bercerita sekarang. Mungkin pria itu belum siap untuk bercerita banyak padanya, belum siap terbuka. Kalau dipikir-pikir, memangnya ia siapa? Ia bukan siapa-siapa bagi Erik.
Erina mulai memikirkan hubungannya dengan Erik yang tidak jelas. Ia tahu hubungan ini sudah bukan sekadar orang yang bekerja sama memecahkan kasus kematian Indri atau hubungan antara orang yang menyewakan kamar dan sang penyewa. Hubungan saat ini lebih dari itu, tetapi ia tak tahu harus menamakan apa hubungan ini.
“Udah larut malam. Kita tidur dulu.”
Erik benar, lebih baik sekarang tidur lebih dulu. Erina pun mengenyahkan pemikiran barusan, tentang hubungannya dengan Erik.
***
Di hari berikutnya setelah sarapan bersama, Erik menepati ucapannya untuk mengajak Erina ke suatu tempat.
“Lebih tepatnya kita mau ke mana, Mas?” tanya Erina.
“Entar kamu juga tahu. Saya mau ngenalin kamu sama seseorang.”
Erina makin penasaran. Selain itu, ingatan tadi malam tentang ucapan Erik sungguh mengganggunya, yaitu mengenai Erik yang pernah membunuh seseorang. Apakah itu benar atau hanya prasangka Erik terhadap dirinya sendiri?
Erina tak lagi bertanya dan memutuskan untuk duduk diam sambil mengamati jalanan sekitar saat mobil mulai melaju.
Sempat Erina duga kalau Erik akan membawanya mengenalkan dengan seseorang di café, restoran, atau tempat lain yang biasanya digunakan untuk bertemu dengan seseorang. Namun, ternyata bukan di sana. Betapa terkejutnya Erina saat mobil Erik berhenti di area pemakaman.
“Kita … ke sini?” tanya Erina.
“Iya. Ayo keluar.”
Erina mengangguk, mengikuti Erik keluar dari mobil lalu berjalan bersama memasuki area pemakaman, melewati satu demi satu makam. Langkah Erik terhenti saat tiba di dekat makam seseorang yang bernama Andre. Seketika Erina teringat nama seseorang yang disebut setiap kali Erik mengigau dalam mimpi buruknya, yaitu nama Andre.
“Dia teman dekat saya, namanya Andre. Sebelum saya berteman sama dua teman saya yang sekarang, dia lebih dulu dekat sama saya.”
Erina mengangguk-angguk sambil melirik Erik. Tampak jelas sorot kesedihan di mata pria itu, tatapannya pun tak lepas dari batu nisan di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romance"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...