Erina mendiamkan Erik sampai sore hari. Ketika hendak menemui Bimo barulah Erina bicara lagi pada Erik. Mereka berangkat bersama ke lokasi pertemuan dengan menaiki mobil Erik.
“Saya harus kasih alasan apa kalau Pak Bimo tanya tentang Mas Erik yang ikut?” tanya Erina.
“Biar saya aja yang ngomong.”
Erina mengangguk. Ia sudah malas memikirkan alasan kebohongan lagi.
Erina mencuri-curi pandang ke arah Erik yang tengah menyetir. Ada yang ingin ia tanyakan pada Erik tentang pekerjaan pria itu.
“Mas Erik jadi detektif swasta ngerjain semuanya sendiri?” tanya Erina.
“Enggak, saya punya tim.”
“Oalah. Yang lain di mana?”
“Ada markasnya, rahasia,” jawab Erik sambil tersenyum.
Erina mutar bola mata.
“Kalau saya ngerjain sendiri nggak bisa, harus ada yang bantu. Biar cepat selesai juga. Tapi teman setim saya yang lain ada di markas, yang turun ke TKP biasanya cuma saya. Karena saya yang bentuk timnya, jadi suka-suka saya pembagian tugasnya.”
Erina manggut-manggut.
“Kenapa kamu tanya?”
“Penasaran aja,” jawab Erina. Dan mendadak ia terpikirkan sesuatu. “Oh, iya, Mas. Barangkali suatu saat saya butuh jasanya Mas Erik buat nyelidikin calon suami saya di masa depan, bisa nggak?”
“Nyelidikin latar belakang seseorang termasuk aslinya orang itu kayak gimana? Bahkan sampai keluarganya?” tanya Erik lalu mendapat anggukan dari Erina. “Kalau yang begitu bisa.”
“Biayanya sampai berapa, Mas?” tanya Erina. Kalau murah, mungkin ia akan mencobanya agar tak salah pilih suami. Terkadang ada orang yang bermuka dua, bisa saja bersikap baik di depannya saat belum menjadi suami, tetapi sosok aslinya yang buruk baru ketahuan setelah menikah.
“Khusus buat kamu nggak usah bayar, gratis.”
Erina sontak terbelalak. “Hah? Serius, Mas?”
“Iya, soalnya saya cukup kasih informasi detail tentang saya dan keluarga. Bukannya saya calon suami kamu?” tanya Erik sambil menaikturunkan alisnya.
Erina melongo. Sedangkan Erik yang melihat respon Erina langsung tertawa.
“Bercanda. Jangan marah.”
Erina berdecak. “Nggak lucu tahu!”
Erina langsung memanyunkan bibirnya dengan tampang mengambek, kalau sudah seperti itu Erik yakin Erina tak mau diajak bicara lagi.
Erina berhasil dibuat sebal beberapa kali oleh Erik hari ini. Padahal tadi ia sedang bicara serius, tetapi Erik malah bercanda.
Erik menyetir mobil sambil sesekali melirik Erina. Ia mengulum senyum melihat Erina yang tampak lucu dengan wajah mengambeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romansa"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...