Warning! Mengandung konten dewasa, read with caution.
Setelah Erina confess, suasana langsung hening. Erina berdebar tak keruan menunggu respon Erik, tetapi pria itu hanya diam dengan raut kaget.
Erina membuka mulut dan hendak bicara lagi, namun tiba-tiba Erik menarik Erina masuk lalu menutup pintu unit apartemennya dan mengungkung Erina di sana.
Tanpa bicara apa pun, Erik mencium bibir Erina dengan lembut. Erina terbelalak kaget dengan tindakan tiba-tiba Erik, tetapi setelahnya ia memejamkan mata dan mulai membalas ciuman Erik.
Sudah lebih dari satu bulan bibir mereka tak bertemu. Saat ini ciuman itu membuat mereka merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan, tubuh terasa seperti tersetrum yang mengirimkan getaran dan kehangatan ke ujung saraf.
Jantung Erina berdebar begitu cepat dengan dada naik turun, napasnya terengah. Dapat ia rasakan kerinduan dalam ciuman yang Erik berikan.
Tak hanya Erina, Erik pun merasakan hal yang sama. Selain itu, ciuman ini membuat Erik teringat dengan kenangan indah saat tinggal bersama Erina. Erik ingin Erina tahu melalui ciuman ini kalau ia amat merindukan Erina dan kebersamaan mereka.
Ciuman semakin dalam, lidah mereka bertemu dengan api gairah yang mulai tersulut. Air liur tercampur dalam ciuman itu hingga menetes ke luar dari mulut mereka. Namun, mereka tampak tak peduli dan menikmati momen keintiman itu.
Ciuman terlepas saat mereka merasa kehabisan napas. Erik menempelkan keningnya pada kening Erina dengan mata yang memancar penuh kerinduan. Senyum lembut muncul di bibir Erik.
"Kamu tadi bilang apa?" tanya Erik dengan suara rendah sambil mengelus sekitar bibir Erina yang basah.
Erina terdiam, tampak syok. Ia tak langsung menjawab, berusaha menenangkan diri lebih dulu.
"S-saya suka sama Mas Erik, udah jatuh cinta. Ayo kita pacaran," ulang Erina. "Saya nggak mau pisah lagi sama Mas Erik."
Senyum Erik melebar mendengar ucapan Erina, hatinya terasa diliputi bunga-bunga yang bermekaran. Astaga, ia sesenang ini dan moodnya yang ibaratnya pada awalnya hanya 1% langsung melonjak menjadi 99,9%--sisa 0,1% karena tidak ada yang sempurna di dunia ini.
"Mas Erik jatuh cinta juga sama saya nggak? Tolong jawab jujur," pinta Erina.
"Saya ... sejujurnya bingung. Tapi kalau kamu mau tahu, saya nggak bisa berhenti kepikiran tentang kamu selama sekitar sebulan kita nggak ketemu. Saya nggak bisa fokus kerja, sedih karena tiap hari kepikiran tentang kamu dan ngerasa hampa tanpa kamu. Mungkin ini lebay, tapi kamu mempengaruhi hidup saya. Saya kangen kamu, banget, dan saya suka semua yang ada di diri kamu."
Penjelasan panjang dari Erik membuat Erina tersenyum lebar.
"Itu artinya Mas Erik jatuh cinta juga sama saya," ujar Erina.
Erik mengangguk. "Saya percaya kalau kamu yang nyimpulin kayak gitu."
Mereka saling tatap dengan senyum terulas, rasanya sungguh bahagia dan lega setelah saling mengungkapkan isi hati dan kembali bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romance"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...