⚠️Sedikit mengandung konten dewasa.
Erik memeluk pinggang Erina lalu menunduk, menatap wajah Erina. Senyum puas terukir di bibir Erina dan membuat Erik juga menyunggingkan senyumnya.
Melihat rambut Erina berantakan, Erik merapikannya sambil menatap Erina dengan sorot kasih sayang. Namun, ada juga penyesalan yang menghinggapi Erik.
"Maafin aku, Er," ujar Erik, merasa bersalah. "Aku nggak gerak duluan, bahkan kamu yang datangi aku dan confess duluan. Aku cuma diam dan kamu yang berjuang. Maaf."
Tak ingin mendengar Erik terus meminta maaf, Erina pun mengecup bibir pria itu. Erik terdiam dengan mata membulat.
"Udah, jangan minta maaf. Aku juga salah, lebih tepatnya kakek aku yang halangi hubungan kita."
"Tapi kakek kamu khawatir sama kamu, dan kekhawatirannya nggak salah."
Erina terdiam. Yang Erik katakan ada benarnya, namun tetap saja ia kesal pada kakeknya yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Mas Erik kenapa blokir nomorku?" tanya Erina, tiba-tiba teringat dengan hal itu.
"Uhm ... aku disuruh kakekmu buat nggak muncul lagi di hadapan kamu. Jadi aku blokir nomormu. Maaf."
Erik kembali meminta maaf. Rasanya ia ingin terus meminta maaf karena merasa bersalah pada Erina.
Erina menghela napas. Ternyata karena kakeknya. Lagi-lagi kakeknya yang ikut campur. Entah apa yang nantinya harus ia lakukan agar bisa membuat kakeknya merestui hubungannya dengan Erik.
"Sekarang kita pake aku kamu nih?" tanya Erik saat menyadarinya.
"Iya, buat seterusnya gitu aja. Masa mau saya kamu lagi? Formal banget kayak sama rekan kerja."
Erik tertawa lalu mengangguk, benar juga. Ia dan Erina sudah dekat sejak masih tinggal bersama dan menghabiskan kegiatan panas di ranjang. Namun, baru sekarang panggilan berubah menjadi aku kamu. Kalau dingat-ingat, sebelumnya begitu formal menyebut kata "saya" bahkan ketika berhubungan intim.
"Kamarnya Mas Erik luas, lebih luas dari kamar di rumahku," ujar Erina sambil mengamati sekelilling ruangan, kegiatan yang sempat tertunda.
"Tapi lebih nyaman di rumahmu karena ada kamu."
Erina memeluk Erik dengan erat sambil tersenyum.
"Er, aku baru kepikiran ini. Kamu kok bisa tahu aku tinggal di sini?" tanya Erik. Seingatnya belum pernah memberi tahu Erina alamat apartemennya apalagi nomor unitnya.
"Oh, itu. Aku tadi ke rumah orang tuanya Mas Erik, tapi-"
"Kamu ke rumah orang tuaku?!" seru Erik, terkejut.
"Iya, awalnya aku mau nanya Mas Erik tinggal di mana? Aku kan cuma tahu alamat rumah orang tuanya Mas Erik. Tapi di rumah orang tuanya Mas Erik nggak ada orang, akhirnya aku jalan pergi dan ketemu sama Mas Deon di trotoar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romance"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...