30 - Tembakan!

16.9K 1.2K 26
                                    

Selamat sore, gaes! Kalian lagi ngapain nih?😗

Selamat membaca!😍

Erik menyetir mobilnya dengan jantung berdegup begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erik menyetir mobilnya dengan jantung berdegup begitu cepat. Ia terus teringat dengan foto yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal, foto Erina yang tak sadarkan diri. Tadi ia bergegas menghubungi Pras dan Deon, menjelaskan secara singkat kejadian barusan. Mereka akan berkumpul di dekat kantor polisi untuk mencari tahu siapa orang yang mengirimnya foto itu dan apa tujuannya?

Yang membuat Erik heran, mengapa sang penculik Erina memberi tahu tentang pembalasan dendam? Erik tahu kalau ia punya banyak musuh, tetapi orang mana yang sampai menculik Erina? Padahal Erina tidak ada hubungannya dengan semua musuh-musuhnya.

Erik sengaja tak memberi tahu kakek Erina, bisa saja pria tua itu terkejut dan terlampau panik. Saat ini, Erik sebisa mungkin berpikir jernih dan tidak bertindak gegabah.

Tiba di lokasi, Erik dengan tergesa keluar dari mobil lalu menghampiri Pras dan Deon yang sedang duduk bersebelahan.

“Erina beneran diculik?” tanya Deon begitu melihat Erik. Ia cemas setelah mendengar cerita Erik.

Erik mengangguk. Ia lantas menunjukkan chat yang berisi foto Erina yang tak sadarkan diri, di bawahnya terdapat tulisan tentang pembalasan dendam.

“Ini apa maksudnya? Kalian tahu? Please, bantu gue. Erina nggak ada salah apa-apa. Kayaknya orang ini punya dendam pribadi ke gue,” ujar Erik.

“Tenang, jangan panik. Pasti kita bantu,” kata Pras. “Hp Erina masih dipegang sama dia kan? Nggak jatuh di jalan?”

“Di jalan nggak ada, kemungkinan masih dipegang. Soalnya tadi sempet telfonan sama gue,” jawab Erik.

“Kalau gitu, suruh tim lo lacak keberadaan Erina lewat hpnya. Gue harap hpnya masih di Erina dan masih nyala,” saran Pras.

Erik mengangguk. Saking paniknya sejak tadi, ia sampai tak terpikirkan soal itu. Ia pun menelepon rekan kerjanya.

Baru selesai Erik bertelepon, tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal yang merupakan nomor dari sang pelaku penculik Erina. Erik memberi tahu Deon dan Pras lalu mengangkat panggilan dan mengaktifkan loudspeaker.

“Siapa lo sebenarnya?!” seru Erik begitu panggilan terhubung.

“Lo nggak tahu gue siapa? Yah … gue kecewa.”

Erik dan kedua temannya saling pandang. “Mau lo apa?! Uang?!”

“Uang? Haha!” Sang pelaku tertawa di seberang sana. “Gue cuma mau nyawa lo.”

Erik terbelalak, begitu juga Deon dan Pras yang mendengarnya.

Erik terdiam. Untuk sesaat, ia merasa tidak asing dengan suara pria yang meneleponnya. Ketika teringat, ia dibuat terkejut.

Me vs Mr. Detective (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang