12 - First Hot Night

66.9K 1.6K 85
                                    

Warning! Mengandung konten dewasa, read with caution.

Erik tahu kalau Erina akan berakhir mendiamkannya jika sudah mengambek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erik tahu kalau Erina akan berakhir mendiamkannya jika sudah mengambek. Tak masalah, pasti tak lama lagi akan kembali bicara padanya. Dan ternyata benar, Erina kembali mengajaknya bicara di jam makan malam.

Usai makan malam, Erik mencuci peralatan makan. Semata-mata ia lakukan agar Erina tak lanjut mengambek setelah melihat perbuatan baiknya.

Sedangkan Erina, gadis itu langsung pergi ke kamarnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ia kembali berkutat pada iPad untuk menggambar.

Tak berselang lama, Erik datang dan masuk ke kamar Erina begitu saja. Ia pikir tak masalah karena kamar Erina terbuka lebar. Ia mengamati Erina yang tengah serius di meja, bahkan sepertinya Erina tak menyadari kehadirannya karena hanya diam.

Erik membuka ponsel dan membalas chat dari rekan kerjanya. Ia masih berada di kamar Erina, duduk di tepi kasur sambil mengamati Erina yang tampak semakin serius.

Waktu berlalu hingga berganti jam. Erik menunggu Erina menyelesaikan pekerjaannya sampai mengantuk, ia bahkan sudah rebahan di kasur Erina. Masa bodoh lah, sang empunya tampak tak mempermasalahkan, atau mungkin karena tak menyadarinya.

"Udah selesai belum, Er? Lama amat."

Erina terkesiap kaget mendengar suara Erik. Ia langsung menoleh ke sumber suara dan menyadari Erik sedang tiduran di atas kasurnya.

"Mas Erik sejak kapan di situ?"

"Sejak tadi."

Erik beranjak berdiri lantas mendekat ke arah Erina. Ia berdecak kagum melihat hasil gambar Erina yang begitu bagus.

"Itu gambar yang kamu bikin buat apa?" tanya Erik.

"Pesanan buat cover novel."

"Sampai berapa harganya cover kayak gitu?"

"Tergantung jumlah objek, ukuran objek, background, dan tingkat kesulitannya. Kalau yang ini sekitar dua ratus ribu."

"Serius? Cuma gambar kayak gitu dua ratus ribu?"

"Cuma?! Mas bilang cuma?! Ini tuh nggak gampang bikinnya!" seru Erina dengan menggebu.

Erik sampai terkesiap kaget. Apakah Erina akan mengambek lagi setelah ini? Sepertinya ia selalu salah bicara.

"Maaf, saya nggak tahu. Tapi kamu benar, ngegambar itu nggak gampang. Saya malah cuma bisa bikin stickman."

Erina mendengkus, tetapi batal kesal saat melihat Erik tertawa. Sepertinya Erik hanya bergurau.

Suara tawa Erik terhenti dan berganti dengan ringisan. Erina langsung menoleh, menatap wajah Erik yang terluka. Ia pikir harus kembali diobati.

"Luka di muka sama badannya Mas Erik nggak diobatin lagi?" tanya Erina.

Me vs Mr. Detective (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang