32 - Selamat Tinggal

14.5K 1.1K 38
                                    

"Apa kamu sanggup memenuhi permintaan saya?” tanya Hendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kamu sanggup memenuhi permintaan saya?” tanya Hendra.

“Saya nggak yakin, tapi saya akan berusaha kalau itu mau Anda,” jawab Erik dengan berat hati.

“Bagus. Kamu tahu kalau ini yang terbaik untuk kamu dan Erina kan? Saya nggak mau cucu saya kenapa-napa lagi.”

Erik mengangguk. Setelah pembicaraan itu, Erik memasuki mobilnya lalu melajukan menuju apartemennya.

Tiba di dalam unit apartemennya, Erik merebahkan tubuh ke sofa. Ia membuka ponselnya, ada chat masuk dari Erina yang menanyakan ia masih di jalan atau sedang di mana? Karena teringat ucapan Hendra, Erik tak membalas chat itu.

Dengan berat hati, Erik menggerakkan jarinya lalu memblokir nomor Erina. 

Perasaan bersalah Erik pada Erina masih besar. Ia terpaksa menyetujui ucapan Hendra, salah satu alasannya seperti yang Hendra ucapkan agar Erina tak berada dalam bahaya lagi. Ia pun tak ingin kehilangan Erina seperti ia kehilangan teman baiknya dulu.

“Semua udah selesai. Lupain Erina,” gumam Erik pada dirinya sendiri dengan perasaan sesak di dada.

Di sisi lain, Erina yang tak kunjung mendapat balasan dari Erik pun mengambil ponselnya lalu mengeceknya. Chat dari WhatsApp itu sudah centang dua warna biru yang artinya sudah dibaca oleh Erik, tetapi tidak dibalas.

Penasaran, Erina mengirim chat lagi, tetapi centang satu. Saat itulah baru ia sadari foto profil Erik tidak ada, padahal sebelumnya ia bisa melihatnya. Tunggu, jangan bilang kalau Erik memblokir nomornya? Ia tiba-tiba terpikirkan seperti itu.

Erina menunggu cukup lama, dan tetap seperti itu, tak ada perubahan.

“I-ini … kenapa begini?!” panik Erina.

Erina yang sedang berbaring buru-buru bangkit dari atas kasur. Tiba-tiba ia berpikir negatif tentang kakeknya. Tadi Hendra mengajak Erik bicara berdua, jangan-jangan Hendra menyuruh Erik memblokir nomornya dan tak boleh menghubunginya lagi?

Dengan tergesa, Erina berjalan keluar kamar, mencari Hendra di kamar sebelah dan sayangnya tidak ada. Ia pun menuju halaman belakang rumah dan menemukan Hendra di sana sedang membaca buku dengan kacamatanya.

“Kakek,” panggil Erina.

“Iya, Cu?” sahut Hendra dengan senyum terulas tatkala melihat cucu tersayangnya itu.

“Kakek tadi bilang apa ke Mas Erik?” tanya Erina dengan raut serius.

Hendra terdiam. 

Melihat itu, Erina mengepalkan tangannya, merasa kesal.

“Jawab, Kek. Please,” pinta Erina.

“Kakek minta dia untuk nggak menemui kamu lagi.”

“Apa?!”

Erina tersenyum miris. Ia tak menyangka kakeknya masih terus ikut campur. Ia pikir setelah keluar dari rumah sakit, kakeknya akan menuruti semua keinginannya termasuk bertemu dengan Erik lagi untuk ke depannya, namun sepertinya tidak.

Me vs Mr. Detective (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang