Erik tidak ada di kamarnya saat Erina bangun di pagi hari.
Usai mengecek kamar Erik dan tak menemukan sosok pria itu, Erina beranjak ke dapur dan berpikir kalau Erik tengah memasak di sana. Namun, ternyata tidak ada. Saat Erina hendak mencari Erik di tempat lain, matanya menangkap pandang sebuah kertas yang ditempel di kulkas.
"Saya pergi ke markas. Tertanda, Erik ganteng," baca Erina pada tulisan di kertas itu.
Erina terkekeh melihat tulisan yang menunjukkan betapa percaya dirinya Erik atas ketampanan pria itu. Erina bisa membayangkan kalau Erik menulis seperti itu sambil tersenyum lebar membanggakan diri sendiri.
Tak ada Erik di rumah, Erina tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Memasak, bersih-bersih rumah, kemudian bekerja.
Namun, ada satu hal yang kurang, keberadaan Erik. Sebelumnya Erina terbiasa tinggal sendiri di rumah ini dengan suasana yang sepi, tetapi sejak Erik tinggal bersamanya, suasana menjadi lebih ramai. Erina merindukan sosok Erik saat ini, agar rumahnya tidak terlampau sepi.
Tanpa sadar, Erina menunggu Erik pulang. Erina menyelesaikan pekerjaannya di ruang tamu dengan keadaan pintu terbuka. Setiap kali ada mobil yang lewat, Erina akan mendongak dan menatap ke luar, tetapi kemudian ia menghela napas kecewa karena ternyata bukan mobil Erik.
Siang hari, Erina yang mengantuk memutuskan untuk menjeda pekerjaannya. Erina rebahan di sofa yang ada di ruang tamu, masih menunggu Erik kembali.
Satu jam kemudian.
Erik kembali ke rumah Erina. Saat berjalan ke pintu masuk, ia tertegun melihat pintu rumah terbuka lebar.
"Loh, kok pintunya dibuka?"
Erik bergegas masuk ke dalam. Melihat sosok Erina tidur di sofa ruang tamu, Erik dibuat terkejut. Sedang apa Erina tidur di situ?
Erik menunduk, menatap wajah Erina dari dekat. Tangannya terulur, menyingkirkan helaian rambut panjang yang menutupi wajah damai Erina saat tertidur. Tanpa sadar, Erik mengulas senyum.
Tadi pagi, Erik buru-buru pergi saat matahari belum terbit karena hendak menghindar dari Erina. Erik sungguh tak bisa menahan diri saat pagi hari dan terbangun sambil mengingat Erina. Sekarang Erik merasa lebih baik setelah berolahraga cukup lama sebelum mampir ke markas.
Pikiran Erik buyar saat melihat Erina membuka mata. Erik terkekeh saat Erina tampak terkejut sampai buru-buru duduk.
"Kamu malah tidur di sini. Gimana kalau ada orang jahat yang masuk ke rumahmu di saat kamu tidur? Pintunya juga nggak ditutup."
Erina tak menanggapi ucapan Erik dan malah berkata, "Mas Erik udah pulang."
Erik seperti mendengar nada senang di balik ucapan Erina. Ataukah ia salah dengar?
"Iya. Kamu nungguin saya?"
"Enggak," sangkal Erina. Terlalu gengsi untuk bicara jujur.
Erik kecewa untuk sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romance"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...