Erik sungguh terkejut melihat sosok Erina. Ia ingin mengejar Erina, namun teringat kalau bubungannya dengan Erina sudah berakhir. Ia bahkan sudah memblokir nomor Erina, tidak sepatutnya ia mendekati Erina.
“Om, itu cewek siapa? Kenalannya Om?” tanya cewek di sebelah Erik.
“Hm?” sahut Erik, membuyarkan lamunannya.
“Malah ham hem ham hem. Itu cewek cantik tadi siapa? Kok kelihatan kaget banget lihat Om.”
“Cuma … kenalan.”
Erik mengajak adik sepupunya masuk ke dalam café. Ya, adik sepupunya alias anak tantenya yang baru lulus SMA dan hendak berkuliah di kota ini, sebelumnya tinggal di kota lain.
Walaupun adik sepupu, tetapi jarak umur mereka begitu jauh sehingga adik sepupu Erik selalu menganggap Erik sebagai omnya, bukan kakak sepupunya.
Erik sedang malas ke mana-mana dan masih galau memikirkan Erina selama berhari-hari, namun tiba-tiba mamanya menelepon dan menyuruhnya mengajak main ke luar adik sepupunya yang baru tiba di kota ini.
Erik tak tahu harus mengajak adik sepupunya pergi ke mana, dan akhirnya ia teringat dengan café yang pernah dikunjungi saat membelikan cake untuk Erina. Ia pun ingin ke sana lagi, tak disangka malah bertemu Erina dan Ethan.
“Beneran cuma kenalan? Kok bau-baunya lebih dari itu, ya?” tanya Jane pada Erik. Ia menyipit curiga sambil mengamati kakak sepupu tuanya.
“Nggak usah banyak ngomong kamu. Makan aja,” suruh Erik saat pesanan datang.
“Aku cuma nanya, ih!” seru Jane, kesal. “Dari firasatku sebagai cewek, kenalannya Om tadi kayak kaget lihat Om sama aku. Jangan-jangan dia salah paham ngira aku ceweknya Om Erik?”
Erik mengangkat bahu. Walaupun di luar bersikap tak acuh, padahal di dalam hati mulai resah. Benarkah itu? Erina salah paham?
“Kalau Om ada hubungan yang lebih dari sekedar kenalan sama cewek tadi, harusnya dikejar dong! Khawatirnya dia salah paham loh,” ujar Jane.
“Kamu terlalu banyak ngomong, makan aja,” suruh Erik lagi.
Jane berdecak. “Niatku kan baik! Biar Om Erik nggak jadi bujang lapuk!”
“Heh! Mulutmu!”
Jane memeletkan lidahnya, mengejek Erik.
Mengejar Erina? Sebenarnya Erik ingin, namun ia teringat dengan ucapan Hendra untuk tidak mendekati Erina lagi, dan ia juga teringat kalau Erina mengalami kejadian berbahaya karena berhubungan dengannya.
Erik ingin tetap bersama Erina, tetapi apakah boleh? Ia merasa tak pantas. Entahlah, pusing memikirkannya.
***
Di dalam kamar, Erina kembali terisak, tetapi suaranya teredam bantal dan ia menutup pintu kamar rapat-rapat agar sang kakek tak mendengarnya. Ia masih sakit hati mengingat kajadian tadi, padahal ia ingin menyatakan perasaan pada Erik, tetapi pria itu malah sudah bersama cewek lain. Apa sebenarnya Erik playboy?
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romance"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...