"Aduh!”
Erina berhenti melangkah lantas mulai mengomel dengan wajah kesal.
“Ngapain lo di situ, hah?! Minggir lo! Minggir nggak?! Sialan! Gue hampir nyungsep gara-gara lo!”
Erina mengomel dan beberapa orang yang lewat serta melihat tingkah Erina dibuat menggeleng heran. Pasalnya, Erina bukan sedang mengomeli seseorang, melainkan sedang mengomel pada batu. Ya, batu.
Usai mengomel, Erina menendang batu yang hampir membuatnya tersungkur ke depan.
Erina menenteng kantung belanjaan di tangannya sambil berjalan dengan wajah datar yang terkesan jutek. Langkahnya seketika terhenti saat tiba tepat di depan rumahnya, ia terbelalak melihat keramaian di samping rumahnya, lebih tepatnya rumah tetangga yang berdempetan dengannya.
Itu rumah paling ujung dan bersebelahan dengan rumah Erina.
Para warga bergerombol di sana seperti tengah terjadi sesuatu. Erina bingung sekaligus kaget, ia baru saja pergi tadi pagi untuk jogging dilanjut main dan berbelanja. Ia baru kembali siang ini, bagaimana bisa tiba-tiba ada keramaian?
Erina melihat Dewi—Bu RT—lewat, ia pun bergegas menghampiri wanita itu.
“Bu, ini sebenarnya ada apa?”
“Bu Indri ditemuin meninggal di rumah.”
Erina tertegun. “Meninggalnya kenapa, Bu? Kok bisa seramai ini?”
“Katanya bunuh diri,” bisik Dewi.
Erina menatap rumah yang berada persis di samping rumahnya, bahkan jaraknya begitu dekat dengan tembok yang berdempet. Ia sebenarnya tahu beberapa hal yang sering terjadi di antara pasangan suami istri bernama Indri dan Bimo yang tinggal tepat di samping rumahnya.
“Mbak Erina?” panggil Dewi.
“Eh, iya.” Erina mengerjap dan membuyarkan pikirannya. “Saya pamit masuk rumah dulu, Bu.”
“Silakan, Mbak.”
Erina mengangguk lantas berjalan masuk ke rumahnya. Dengan tergesa, ia menuju pintu rumah lantas menutupnya. Walaupun hari masih siang, ia menutup gorden. Untuk sesaat, ia merasa ada yang tidak beres.
“Bunuh diri?” gumam Erina.
Erina memiliki beberapa dugaan, tetapi ia memilih untuk cuek. Ia masuk ke kamarnya, berniat menyelesaikan pekerjaan.
Di dalam kamar, Erina menyalakan iPadnya dan membuka catatan di buku khusus untuk mencatat rincian pesanan klien. Sebagai seorang freelance cover design yang sudah menekuni bidang ini selama bertahun-tahun sejak masa SMA, Erina mempunyai ribuan klien dan followers di sosial medianya dengan banyak pesanan setiap harinya.
Di sela-sela kesibukan itu, Erina selalu mengharapkan suasana yang tenang dan damai, tidak berisik sama sekali. Namun, sayangnya hari ini berbeda, terdengar suara ramai dari orang-orang dan kendaraan yang ia yakin berasal dari tetangga sebelah rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romansa"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...