Warning! Mengandung konten dewasa.
Suara gemuruh di langit disertai angin kencang membuat pelukan Erina dan Erik terlepas. Mereka mengira akan turun hujan. Dan ternyata benar, karena di menit selanjutnya rintik air mulai turun dengan derasnya membasahi area pemakaman.
"Hujan, Er! Ayo kita lari ke mobil!" ajak Erik.
"Nggak usah lari, saya udah lama nggak hujan-hujanan."
Erik mengernyit bingung saat melihat Erina tersenyum lebar sambil berjalan santai di bawah guyuran hujan.
"Entar kamu sakit, jangan hujan-hujanan!"
Erina menggeleng. "Kalau Mas Erik mau lari nggak apa-apa."
Erik mengurungkan niatnya untuk berlari ke mobil. Ia tak ingin meninggalkan Erina sendirian, memutuskan untuk berjalan santai bersama Erina yang katanya ingin hujan-hujanan.
Hujan semakin deras saat mereka tiba di dekat mobil. Erina tak langsung masuk, melainkan bermain air hujan lebih dulu seperti anak kecil. Erik yang melihat itu sampai dibuat tertawa, ia seperti sedang mengawasi anak kecil yang hujan-hujanan.
"Udah, Er. Entar kamu beneran sakit kalau kelamaan hujan-hujanan. Ayo masuk," ajak Erik. Kali ini tak hanya bicara, melainkan menarik tangan Erina agar masuk ke dalam mobil.
"Joknya jadi basah," ujar Erina.
"Nggak masalah."
Erik bergegas melajukan mobilnya meninggalkan area pemakaman menuju rumah Erina. Ia ingin cepat-cepat mandi air hangat dan berganti pakaian. Meskipun daya tahan tubuhnya kuat dan ia yakin tak akan sakit hanya karena guyuran hujan, tetapi ia khawatir pada Erina. Bagaimana kalau Erina sakit?
Erik menyayangkan dirinya yang tak membawa pakaian cadangan dan handuk di mobil. Seandainya ia membawanya bisa dipinjamkan pada Erina.
Saat sudah tiba di rumah Erina, Erik bergegas membukakan pintu mobil untuk Erina, kemudian berjalan bersama Erina memasuki rumah.
"Er, mending kamu-"
Ucapan Erik seketika terhenti dan otaknya blank. Hal itu disebabkan oleh matanya yang melihat pemandangan tak terduga. Erina memakai blouse putih yang tentu basah setelah diguyur hujan. Yang membuat Erik salah fokus adalah bra warna hitam dan kulit Erina yang terlihat jelas.
Shit! Erik mengumpat di dalam hati. Pikirannya mulai kotor.
"Kenapa? Mas Erik mau ngomong apa?" tanya Erina, tampaknya tak menyadari seperti apa pikiran Erik sekarang.
"K-kamu mending mandi sekarang," ucap Erik dengan terbata-bata tanpa menatap Erina.
"Mas Erik juga harus mandi."
Setelah mengatakan itu, Erina pergi ke kamarnya untuk mengambil handuk baru, kemudian memasuki kamar Erik. Erina terbelalak tatkala melihat Erik bertelanjang dada dengan tubuh basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romansa"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...