Warning! Mengandung konten dewasa, read with caution.
Erina menahan tangan Erik yang hendak menyentuh goa kenikmatannya di bawah sana.
"Kenapa?" tanya Erik, menyudahi ciuman.
"Selesein dulu mandinya. Dingin kalau kelamaan," ucap Erina.
Erik mengangguk setuju. Ia bergegas menyabuni dirinya sendiri dan membantu Erina agar cepat selesai, kemudian mengguyur tubuh bersama di bawah shower.
Setelah mengeringkan tubuh, Erina berniat untuk berpakaian. Namun, Erik menarik tangan Erina lebih dulu dan menyudutkan Erina ke lemari pakaian, ia kembali mencium bibir Erina.
Masih berciuman dengan Erik, Erina yang penasaran menurunkan tangannya ke bawah. Ia terkesiap kaget merasakan terong Erik sudah keras lagi.
"Si terong udah berdiri lagi, ya?" tanya Erina begitu ciuman terlepas.
Erik tak langsung menjawab, ia menunduk dan menempelkan keningnya dengan kening Erina. Deru napasnya dan Erina saling bersahutan. Ia ingin menikmati momen kebersamaan ini sejenak. Akhirnya ia tak jadi pergi dan ada alasan untuk tinggal bersama Erina sedikit lebih lama.
"Iya, soalnya kamu menggoda banget," jawab Erik sambil mengusap lengan Erina.
"Masa sih?"
Erik mengangguk. "Buktinya si terong udah berdiri lagi."
Erina tersenyum tanpa sadar. Ucapan Erik berusan membuatnya senang, entah mengapa. Tanpa melunturkan senyumnya, ia meraih wajah Erik lalu mencium bibir pria itu lebih dulu.
Erik membalas ciuman Erina dengan senang hati. Setelahnya, ciuman Erik turun ke leher Erina, memberikan kissmark di sana, tak peduli jika nanti Erina diejek alergi ikan cupang lagi.
Ketika ciuman Erik tiba di dekat buah dada Erina, Erik tak melahap puncaknya dan hanya mengecup mengitarinya. Erina mengerang kesal, namun ia tak berani mengutarakan keinginannya agar Erik lekas menyusu padanya.
Erina mendesah ketika akhirnya apa yang diinginkan terjadi, yaitu Erik melahap puncak buah dadanya dan mulai menghisapnya. Erina mendongak, menyusupkan jari-jarinya ke rambut Erik lalu meremasnya.
Remasan Erina pada rambut Erik semakin kuat saat merasakan tangan Erik membelai goa kenikmatannya di bawah sana. Jari Erik yang nakal masuk ke dalam goa Erina.
Menoleh ke samping, Erina menatap cermin yang menampilkan pantulan dirinya dan Erik. Terlihat panas dan menggairahkan, membuatnya semakin berhasrat.
Sayangnya, suara dering ponsel yang nyaring menghentikan kegiatan Erik. Erina bahkan sampai terkejut karena sejak tadi hanya diam menikmati perlakuan Erik dalam suasana yang hening.
"Ada telfon masuk dari hpmu," beri tahu Erik.
Erina mengangguk. Ia berjalan ke arah nakas lalu mengambil ponselnya. Itu panggilan dari Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Roman d'amour"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...