Setelah menemui Dewi bersama Erina, Erik pergi untuk bertemu dengan kliennya, orang yang memintanya untuk mencari tahu kebenaran di balik kematian Indri. Erik juga melaporkan bukti apa saja yang sudah didapat, termasuk tentang kesaksian Dewi.
Klien tersebut mengatakan pada Erik untuk memberi tahu yang sebenarnya pada orang tua Indri agar kasus kematian Indri yang merupakan kasus pembunuhan bisa ditangani oleh pihak kepolisian. Erik pun mengangguk setuju.
Erik pikir pilihan yang tepat untuk melibatkan pihak kepolisian. Salah satu alasannya karena Dewi butuh perlindungan, dan Erik sebagai detektif swasta tidak bisa melakukan itu. Polisilah yang bisa memberikan perlindungan kepada saksi mata.
Ini juga pertama kalinya Erik mendapatkan kasus pembunuhan setelah bekerja sebagai detektif swasta. Sebelumnya, ia lebih banyak menangani kasus perselingkuhan dan pengecekan latar belakang seseorang. Maka dari itu, lebih baik menyerahkan akhir dari kasus Indri kepada pihak kepolisian, apalagi kasus ini sudah pasti bukan kasus bunuh diri, tetapi kasus pembunuhan.
Erik pikir, tugasnya selesai. Apakah itu artinya ia akan segera berpisah dengan Erina?
Erik kembali ke rumah Erina. Di jam segini, ia hapal kalau Erina sedang fokus bekerja. Berjalan menghampiri kamar Erina, ia melihat perempuan itu sedang menggambar di iPadnya.
“Mas Erik udah balik,” kata Erina, menatap Erik singkat dan berlanjut menggambar.
“Iya.”
Erik memperhatikan Erina sambil duduk di tepi kasur.
“Jadinya gimana, Mas?” tanya Erina, merujuk pada kasus Indri.
“Klien minta saya untuk ngasih tahu kebenarannya ke orang tua Bu Indri, setelah itu melaporkan kasus pembunuhan ini ke polisi,” jelas Erik.
Erina langsung menghentikan gerakan tangannya. Ia menoleh, menatap Erik dengan raut kaget.
“Kalau gitu, kerjaan Mas Erik udah selesai?” tanya Erina. Ada bagian dari dirinya yang tak rela untuk berpisah dengan Erik.
“Kayaknya iya,” jawab Erik dengan tampang tidak yakin, ia bekerja tergantung pada klien.
Hening.
Baik Erik maupun Erina sama-sama terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Di lubuk hati mereka terdapat perasaan tak rela untuk berpisah, tetapi mereka memilih untuk memendamnya, tak mengungkapkannya.
“Saya harus nemui Bu Dewi lagi, dan ngajak dia ketemu keluarga Bu Indri,” beri tahu Erik.
Erina mengangguk-angguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romans"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...