Obrolan Erik dan dua temannya semakin ke mana-mana. Mereka sampai lupa waktu. Kalau Ivena tidak muncul dan menyuruh Deon tidur, mereka pasti tak sadar kalau waktu sudah semalam ini. Ternyata sudah hampir jam dua belas malam.
Erik dan Pras pamit pulang.
Saat tiba di rumah Erina, Erik masuk ke dalam rumah dengan langkah pelan agar tak mengganggu Erina yang sudah tidur. Namun, saat ia tiba di depan pintu kamarnya, pintu kamar Erina terbuka dan menampilkan sosok gadis itu yang seperti baru bangun tidur.
"Kamu bangun. Saya berisik, ya?" tanya Erik.
Erina menggeleng. "Saya bangun buat ambil minum, haus. Mas Erik dari mana?"
"Dari rumah teman."
Erina mengangguk-angguk. Dengan tampang ragu, ia bertanya, "Tadi Mas Erik yang mindah saya ke kasur?"
"Iya."
"Makasih."
Erik mengangguk. Ia menahan tawa saat melihat tampang canggung Erina, gadis itu pun hendak buru-buru pergi, tetapi ia lebih dulu berujar,
"Er, mau tidur bareng nggak? Jadi guling saya lagi."
"Enggak!" tolak Erina dengan cepat.
Erik terkekeh saat melihat Erina gugup dengan wajah memerah. Cukup seru menggoda Erina apalagi kalau sampai mengambek malah terlihat lucu di matanya.
***
Erik berniat menemui orang yang menjual tanah milik Indri sendirian, tetapi Erina ngotot untuk ikut serta. Padahal ia khawatir akan terjadi hal yang membahayakan. Jika dugaannya benar, orang yang akan ia temui adalah sang pelaku di balik kematian Indri, dan itu artinya bukan orang baik.
"Kamu serius mau ikut?"
"Udah berapa kali saya bilang iya?" sahut Erina sambil memutar bola mata. Sejak tadi Erik terus bertanya padanya tentang hal yang sama.
Erik terkekeh. "Kalau ada hal yang membahayakan, langsung kabur. Oke?"
Erina mengangguk-angguk. Ia mengiakan saja ucapan Erik, meskipun kalau sungguh terjadi hal yang membahayakan mana mungkin ia akan kabur? Lalu ia meninggalkan Erik begitu saja?
Mobil Erik mulai melaju ke lokasi tanah milik Indri yang dijual, tempat yang ia dan Erina kunjungi kemarin.
Lagi-lagi Erina ketiduran saat tiba di lokasi. Erik sengaja tak membangunkan Erina dan keluar dari mobil sendirian. Ia tak ingin membahayakan Erina, seandainya pria yang dimaksud memang benar pelakunya, ia akan langsung menangkapnya.
Erik berdiri cukup lama di tanah kosong, menanti pria yang diduga sang pelaku. Tak lama, muncul sepeda motor dan seorang pria berhelm dengan jaket panjang yang turun dari atas sepeda motor itu.
Erik mengamati orang itu lamat-lamat. Dari cara jalannya saat mendekat padanya sampai postur tubuhnya, ia kembali merasakan ketidakasingan seolah pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Roman d'amour"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...