“Anda siapa? Pacarnya kakak saya?” tanya Ethan pada Erik.
“Anggap aja begitu,” jawab Erik yang membuat Erina makin melotot.
“Lo udah bisa pacaran, Kak?” kaget Ethan sampai menggelengkan kepala. “Kakak gue ternyata laku juga.”
“Heh!” seru Erina pada sang adik.
Ethan tak berkomentar banyak tentang Erik. Lelaki itu hanya mengamati Erik dari atas sampai bawah lalu berjalan masuk begitu saja ke dalam rumah Erina, kemudian masuk ke kamar yang ada di sebelah kamar Erina, kamar yang ia tempati jika berada di rumah Erina.
“Ini baju siapa?” tanya Ethan sambil menunjuk kaus yang tergeletak di atas kasur.
“Baju saya. Ngomong-ngomong, saya tinggal di sini untuk sementara,” jawab Erik dengan jujur.
Ethan kembali menggeleng heran sambil menatap Erina. “Wah, Kak! Lo bahkan udah tinggal bareng sama pacar? Gue nggak nyangka!”
“Jangan kasih tahu Mama sama Papa, please. Entar gue kasih lo duit jajan,” mohon Erina.
“Kasih tahu nggak, ya?” tanya Ethan sambil tersenyum jahil.
Erina mengeluarkan lembaran uang seratus ribu dari dompetnya. “Lo butuh berapa?”
“Hm … segini cukup,” jawab Ethan sambil mengangkat kelima jarinya.
Erina memberikan uang lima ratus ribu pada sang adik. “Duit tutup mulut.”
“Oke,” angguk Ethan dengan cengiran lebarnya.
Erina memutar bola mata. Sebenarnya ia tak rela memberikan uang sebanyak itu kepada sang adik, tetapi mau bagaimana lagi? Anggaplah itu uang tutup mulut. Ia harap Ethan tak mengadukan apa yang lelaki itu lihat kepada orang tuanya.
Bukannya langsung pergi setelah diberi uang, Ethan malah rebahan di kasur yang ada di kamar yang biasanya ditempati oleh Erik.
“Ngapain lo tiduran di situ? Sana pergi!” usir Erina.
“Gue mau nginap di sini.”
“Siapa yang bolehin lo nginap di sini?”
“Gue,” jawab Ethan sambil menunjuk dirinya sendiri.
Erina melongo mendengar jawaban sang adik, setelah itu Ethan rebahan sambil bermain ponsel, sepertinya tak ada niat untuk pergi. Ia yakin kalau mengusir Ethan sekali lagi, adiknya itu tetap tak mau pergi, ia hapal dengan sifat sang adik. Sebal, ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
“Ngambek deh,” ujar Ethan sambil menatap ke arah pintu kamar, Erina baru saja pergi.
Ethan beranjak duduk lantas menatap Erik yang tengah menahan tawa, sepertinya Erik menikmati pertengkaran kecil di antara kakak adik.
“Oi, Abang ipar,” panggil Ethan.
Erik menatap Ethan sambil menunjuk dirinya sendiri. “Saya?”
“Iya lah. Siapa lagi?” tanya Ethan. Jika tadi ekspresi wajahnya tampak tengil, kini Ethan berubah serius sambil menatap Erik. “Lo udah berbuat apa aja ke kakak gue?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Mr. Detective (TAMAT)
Romance"MALING! ADA MAL--HMMPPP!" "Ssttt! Diam atau saya cium?!" Berawal dari kasus kematian janggal yang menimpa tetangga samping rumah, Erina (23 tahun) terlibat dengan seorang detektif swasta bernama Erik (33 tahun), pria yang aneh dan menyebalkan. Hubu...