SANG REMBULAN mulai menjalankan tugasnya untuk menggantikan matahari. Laki-laki itu menatap ke arah jendela kaca besar yang berada di ruangan ini. Kerlap-kerlip ratusan lampu kota terlihat indah sekali malam ini. Dia melihat kilas arloji di pergelangan tangannya, jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam. Sekitar lima menit yang lalu, Alvan baru saja menyelesaikan meeting dengan client.
Setelah membereskan beberapa berkas yang berada di meja meeting room, Alvan bergegas pergi ke ruangannya. Beberapa rekan kerjanya bersiap untuk pulang menyapa Alvan dengan ramah, Alvan membalasnya dengan senyumnya yang penuh kharisma.
Saat sampai di ruangannya, Alvan meletakkan lembaran-lembaran dokumen di atas meja kerjanya. Alvan sudah mulai bekerja sejak satu minggu yang lalu. Sebenarnya dia ingin menunggu Alvin selesai dari perkuliahannya—karena Alvin masih harus melakukan revisi terakhir untuk skripsinya, sebelum akhirnya dia benar-benar selesai dan menunggu jadwal untuk wisuda. Tetapi, Alfred membutuhkan Alvan untuk segera membantu pekerjaannya di kantor.
Baru satu minggu Alvan bekerja, Alvan sudah mengerjakan banyak hal. Dimulai dari membenahi sistem perusahaan yang sudah rusak akibat kebusukan para koleganya, lalu membenahi beberapa karyawan di perusahaan ini dengan kinerja buruk dan bermasalah selama bekerja. Alvan sangat sibuk sekali selama satu minggu belakangan ini sampai harus lembur hingga beberapa hari.
Saat Alvan sibuk merapikan meja kerjanya, seseorang mengetuk pintu kaca ruangannya.
"Ya, silakan masuk," sahut Alvan dari dalam.
Seorang laki-laki dengan beberapa tumpukan kertas di tangannya masuk ke dalam ruangan.
"Ada apa, Pak Joshua?"
"Ini bahan materi yang sudah saya print out untuk meeting besok, Pak," jawab laki-laki berusia kisaran tiga puluh tahun itu.
Alvan mengambil tumpukan kertas yang baru saja dibawa oleh Joshua. Joshua merupakan salah satu manajer divisi keuangan di perusahaan ini.
"Terima kasih, Pak Jo. Oh ya, besok saya minta laporan keuangan bulan ini ya, Pak Jo."
"Baik, Pak Alvan," Joshua mengangguk pelan. Dia pun pamit keluar ruangan setelah urusannya selesai.
Sekitar setengah jam Alvan berkutat kembali dengan lembaran kertas dan laptop yang ada di mejanya. Alvan pun memutuskan untuk menyudahi pekerjaannya, dia akam meneruskannya di rumah nanti. Dia meregangkan sejenak tubuhnya yang terasa lelah. Kepalanya penat sekali. Dia memijat pelan batang hidungnya, lalu melihat ponselnya. Di layar benda tipis itu tertera beberapa notifikasi pesan masuk. Salah satu di antaranya dari seorang perempuan yang sudah menjadi pacarnya sejak hampir dua bulan belakangan ini.
From : Teresa
Sayang, sepertinya kamu sibuk sekali, ya? Di sini sedang jam makan siang, aku baru saja selesai makan siang. Jaga kesehatanmu, I love you. Xx
Alvan tersenyum tipis, dia pun membalas pesan dari Teresa. Setelahnya, dia kembali menggulir layar ponselnya dan menemukan pesan dari Alvin yang belum dibacanya.
Alvan bergeming saat membaca pesan dari Alvin. Pesan masuk itu sekitar satu jam yang lalu.
From : Alvin
Lo yakin mau datang ke tempat kerjanya? Dia sekarang kerja part time di Starlight Donuts. Kalau lo lembur malam ini, jangan harap bisa ketemu dia. Dia balik jam delapan malam, Van.
Alvan yang sedang bersandar di kursi kantornya seketika mengubah posisinya menjadi duduk tegap, dia melihat kilas arloji di pergelangan tangannya. Masih ada waktu sekitar setengah jam. Tetapi, dia lupa bahwa kota ini tidak pernah luput dengan kemacetan. Dia bergegas mengambil kunci mobilnya untuk menuju ke suatu tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvan & Alvin
Teen Fiction"Gue sama lo beda dan gue gak suka dibanding-bandingin sama lo." -Alvan Kripton Avogadro "Gue emang lebih unggul dari lo." -Alvin Kripton Avogadro Highest rank : #1 in Brothership [31 May 2018] #1 in Twins [2 August 2018] Copyright 2017 © queenxia...