Enam

7.6K 510 38
                                    

"KAMU ngapain di kamar aku, Alvin?!" tanya Alvan dengan sedikit bentakan, karena masuk ke dalam kamar Alvan tanpa izin.

"A...aku..."

Alvan tertegun ketika melihat bingkai fotonya yang tergeletak di lantai dalam keadaan rusak serta pecahan-pecahan kaca yang berceceran di lantai kamar Alvan. Alvan menatap foto yang tertutup dengan pecahan-pecahan kaca. Beberapa detik kemudian Alvan pun menatap Alvin dengan penuh amarah. Alvin terlihat menyunggingkan senyum jahat.

Alvan yang kalap pun menghempaskan tubuh Alvin ke lantai yang tercecer pecahan-pecahan kaca. Alvan memukul pipi Alvin dengan kesal, lalu berbalik lagi Alvin yang memukul Alvan. Alvan yang tidak terima kembali memukul Alvin.

"Astaga! Alvan! Alvin!"

Alfred datang dengan sangat terkejut ketika melihat kedua anak remaja laki-lakinya sedang bertengkar hingga saling pukul. Alfred langsung menarik Alvan hingga tersungkur, Alvin yang berada di posisi bawah pun segera dibantu Alfred untuk berdiri. Alvan meringis kesakitan setelah merasakan sesuatu yang perih di lengan bagian belakangnya.

Alfred menatap Alvan dengan murka, sedangkan Alvin bersembunyi di belakang Alfred.

PLAK!

PLAK!

Dua kali tamparan masih terlihat belum cukup bagi Alfred untuk menghukum anaknya.

"Apa yang kamu lakukan, Alvan?! Kamu tau, kamu itu seperti orang yang tidak berpendidikan!" bentak Alfred.

Alfred melihat luka di lengan Alvin, pecahan-pecahan kaca kecil terlihat menancap di lengan Alvin. "Ayo kita obati luka kamu, Vin."

Alfred keluar meninggalkan Alvan dengan membanting pintu kamar Alvan. Sedetik kemudian Alvan menangis, ayahnya tidak tau, jika Alvan juga luka di lengan bagian belakang sama parahnya dengan Alvin.

Tapi, nyatanya Alfred hanya mempedulikan Alvin saja.

Kejadian tersebut layaknya film kilas masa lalu yang kemudian terputar ulang di kepalanya. Pecahan-pecahan kaca serta bingkai yang rusak mengingatkan laki-laki itu akan suatu kejadian yang membuat dirinya terlihat sedikit frustrasi.

Kedua mata laki-laki bernama Alvin itu melihat ke sekeliling kamar tidur sang kembaran, Alvan. Kamar Alvan tetap tidak ada perubahan sedikitpun. Gitar kesayangan Alvan terpajang di samping rak bukunya yang berantakan. Alvin menuju ke tempat tidur Alvan dan duduk di tepi tempat tidur. Ia menatap pecahan-pecahan kaca tersebut serta bingkainya yang rusak.

Alvin menyingkirkan pecahan-pecahan kaca dan meraih foto tersebut. Ia tersenyum kecut ketika melihat foto dirinya dan Alvan yang terlihat akrab.

Itu hanyalah sebuah foto masa kecilnya bersama Alvan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu hanyalah sebuah foto masa kecilnya bersama Alvan.

"Alvin."

Seseorang terlihat berdiri di daun pintu kamar Alvan. Alvin langsung menyembunyikan foto tersebut di saku celananya.

Alvan & AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang