39

4.1K 618 53
                                    

Tubuhku seketika menegang saat Xelyne tiba-tiba merangkul tengkukku dan mengecup bibirku dengan singkat.

Kurasakan jemari-jemari tangan Xelyne yang lembut membelai tengkukku dan bibirnya benar-benar sangat dekat dengan bibir ku yang membuat jantungku bedegup dengan kencang "tidak akan ada yang keluar dari rumah ini sayang".

Ku tatap kedua matanya dengan lekat saat Xelyne tersenyum manis ke arahku dan bibirnya kembali mencium bibirku lalu sedikit melumat nya "percaya padaku sayang. Apa yang kamu lihat dan kamu dengar hanyalah imajinasimu semata".

Imajinasiku?

"Aku sangat mencintai mu sayang".

"Dia berbohong Han. Xelyne gak cinta sama kamu. Dia cuma manfaatin kamu".

Aku dan Xelyne kompak menoleh ke arah pintu kamarku. Kulihat Rea berdiri di dekat pintu dan dia berjalan masuk kedalam kamarku.

Bibir ku terbungkam rapat saat melihat Xelyne tersenyum miring ke arah Rea sambil melepaskan rangkulannya di tengkukku.

"Manfaatin? Aku gak paham maksudmu",sahut Xelyne.

Rea kini menatapku lekat "tepati ucapanmu padaku Han. Kamu akan pergi menghilang dari kehidupan Xelyne jika Xelyne menyakitimu".

"Sejak kapan aku menyakiti Hansel? Aku tidak pernah menyakiti Hansel",ujar Xelyne.

Rea menarik lenganku dan memegang kedua pipiku. Nafasku tertahan saat melihat tatapan sendu dari kedua mata Rea "Han....aku mohon sadarlah. Xelyne cuma memanfaatkanmu. Dia gak cinta sama kamu".

"Sayang....apa kamu percaya dengan kata-katanya? Mana mungkin aku memanfaatkanmu? Untuk apa coba aku memanfaatkanmu?"

Aku menoleh ke arah Xelyne yang tersenyum manis ke arahku "temanmu itu hanya mencuci otakmu sayang agar kita nanti bertengkar lalu berpisah. Kamu tau sendiri kan kalau temanmu itu menyukaimu? Makanya dia berkata bohong seperti itu agar dia bisa memilikimu setelah kita berpisah".

"Bulshit",sahut Rea dan aku kembali menatap Rea.

Kedua jemari tangan Rea bergerak turun dan memegang kedua bahuku "dengerin aku Han. Xelyne itu cuma memanfaatkanmu untuk balas dendam sama kamu. Aku mohon....jauhi Xelyne. Dia cuma akan menyakitimu Han".

"Aku tau",ucapku pelan dan menghela nafas kasar.

Aku tidak akan termakan lagi dengan omongan Xelyne. Aku harus menepati ucapanku pada Rea dan aku harus menghilang dari kehidupan Xelyne. Aku tidak boleh bertemu atau berinteraksi dengan Xelyne agar hatiku tidak tergoda lagi karenanya.

Ku tangkup kedua pipi Rea dan bibirku tersenyum tipis "aku akan tepati ucapanku padamu Rea. Jadi kamu tenang aja".

"Han....."

Rea tersenyum manis dan menghela nafas lega lalu aku menoleh ke arah Xelyne saat Xelyne memanggil namaku.

"Kamu yang keluar dari rumah ini atau aku yang keluar dari rumah ini?",tanyaku dengan suara sedatar mungkin sambil menunjuk pintu kamarku.

"Kamu kenapa sih sayang?"

Bibirku tersenyum miring dan tanganku kini merogoh saku celanaku untuk mengambil ponsel ku. Ku putar sebuah video yang aku minta dari Bu Agne saat Xelyne mencium Rea secara sepihak lalu menunjukan rekaman video itu padanya.

"Apa menurut mu itu aku sekarang sedang berimajinasi?",tanyaku lagi.

Dahiku mengernyit saat Xelyne tiba-tiba tersenyum miring dan menghela nafas kasar "shitt...ya sudah lah. Lebih baik aku mengaku daripada berakting terus di depanmu. Sejujurnya aku juga capek pura-pura perhatian dan pura-pura mencintai mu".

Deg

Hatiku terasa seperti di hujam dengan ribuan jarum karung dan rasanya benar-benar nyeri.

"Yang di ucapkan Rea benar. Aku hanya memanfaatkan mu untuk balas dendam",ujar Xelyne.

Tubuhku terasa kaku saat Xelyne berpangku tangan di depan dadanya "aku datang menemuimu dan berakting untuk pura-pura mencintaimu hanya karena ingin balas dendam ke Rea".

Jadi benar? Xelyne hanya pura-pura mencintai ku untuk balas dendam ke Rea?

Nafasku tertahan saat Xelyne tersenyum sinis padaku "balas dendamku sangat sukses karena kamu ternyata masih mempunya perasaan padaku sekaligus menyerahkan tubuhmu sendiri padaku. So....terimakasih banyak ya Han".

Kedua tanganku mengepal kuat mendengar ucapan Xelyne "suatu saat kamu akan sadar dan percaya bahwa karma itu ada Xelyne".

"Hahahaha karma? Tentu saja aku percaya karma. Buktinya sekarang Rea mendapatkan karma karena telah menyakitiku dulu. Dia sekarang merasakan apa yang aku rasakan waktu itu".

"Suatu saat kamu akan merasakan apa yang aku rasakan Xelyne", sahutku.

Xelyne menaikam sebelah alisnya "merasakan apa yang kamu rasakan? Hahaha itu jelas tidak mungkin. Aku tidak bodoh dan tolol seperti mu Han".

"Kamu memang gak tau diri",ucapku pelan dan datar saat melihat Xelyne masih bisa tertawa di depanku.

Xelyne mengangguk-angguk pelan "yaaa...aku memang tidak tau diri dan aku akan pergi dari rumah ini. Terimakasih telah mengijinkanku tinggal disini dan terimakasih sudah memberikan kehormatan mu padaku".

Bangsat.

"Kamu tidak perlu susah payah menghilang dariku Han, karena aku sendiri yang akan menghindarimu dan menjauh darimu",tambah Xelyne.

Ku tarik nafasku dalam saat melihat Xelyne tersenyum manis ke arah Rea sebelum dia berjalan keluar dari kamarku.

"Han....."

Aku menoleh ke arah Rea dan kulihat Rea menatapku dengan sayu sebelum dia memelukku.

Kedua mataku terpejam saat Rea mempererat pelukannya di tubuhku "maaf Han...aku benar-benar minta maaf".

Ku balas pelukan Rea dengan erat sambil menggelengkan kepalaku pelan "kamu gak salah apa-apa Rea. Aku yang terlalu bodoh untuk mencintai perempuan seperti Xelyne".

"Han....."

"Hum".

"Kamu bisa mengambil kehormatan ku sebagai gan...."

"Gak".

Rea melepaskan pelukan nya dan kedua mataku terbuka secara perlahan. Rea menatapku dengan lekat "kenapa?"

Bibirku tersenyum tipis dan ku belai rambut panjang Rea dengan lembut "kamu perempuan baik-baik Rea dan aku bukan perempuan baik-baik. Jadi kamu tidak perlu melakukan itu hanya karena kamu merasa bersalah sama aku".

"Semua yang terjadi ini adalah salahku sendiri dan bukan salah siapapun".

"Tapi kehor...."

"Its okey. Salahku sendiri karena aku tidak bisa menjaga kehormatan ku sendiri".

"Andai saja aku memberitahumu dari awal Han. Mungkin semua ini gak akan terjadi dan kamu juga tidak akan terluka seperti ini".

"Belum tentu juga Rea. Belum tentu aku percaya dengan perkataanmu karena aku sudah bodoh karena cinta".

Rea menarik nafasnya dalam-dalam dan menangkup kedua pipiku "kita masih tetap temenan kan Han?"

Kepalaku mengangguk pelan "iya Rea. Kita tetap temenan".

Rea kembali memelukku dengan erat "aku benar-benar minta maaf Han".

Entah kenapa dadaku yang semakin sesak dan seperti tertusuk ribuan jarum saat mendengar permintaan maaf dari Rea. Padahal semua ini bukan salahnya.

Kedua mataku terpejam saat kurasakan hembusan nafas Rea yang hangat di ceruk leherku.

Semua ini bukan salah siapapun karena semua ini adalah salahku dan kebodohanku.

Dan Xelyne..... semoga kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini.

Voted?
Komen?

All About You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang