Suara riuh bergema di area balapan. Ketujuh anggota blackmoon berkumpul, berjajar di samping sang ketua yang sudah siap bertanding.
Gavier menoleh ke arah sang musuh. Menatap sengit ke arah Deka. Duduk di atas motor sport masing-masing dengan helm yang sudah terpasang di kepala keduanya.
Tak mau kalah, Deka membalas tatapan sengit Gavier. Membuat cowok berkumis tipis itu terkekeh sinis dibalik helmnya.
Keberadaan Genta tidak terlihat, Deka mempercayakan calon istrinya untuk dijaga oleh Genta sementara di markas Delax.
Kini hanya Rendi, Arga, dan Nando yang mendampinginya menghadiri balapan tersebut. Sama-sama memberi semangat dan berdiri tepat di samping sang ketua.
Tatapan keduanya fokus ke depan. Memandang ke arah wanita dengan balutan kaos warna putih pendek, dan celana jeans hitam.
Sembari memegang kedua bendera ukuran kecil di tangannya.
"Are you ready?" kata yang keluar dari bibir seksi gadis itu membuat mata Deka menajam. Fokus ke depan.
"One. Two. Tree, mulai!" Teriak sang gadis melambungkan bendera ke atas sebagai pertanda bahwa pertandingan sudah dimulai.
Deka dan Gavier kompak melaju dengan kecepatan tinggi. Sampai di pertengahan jalan, Deka kalah telak, Gavier berhasil mengambil posisinya yang berada di depan.
Persaingan tidak berhenti begitu saja, Deka memulas stang motornya lebih kencang membuat dirinya berada tak jauh dari posisi Gavier.
Gavier mempercepat laju motornya menjauhi lawan yang semakin mendekat. Garis finish hampir terlihat, suara riuh dari arah sana mulai terdengar.
Meneriaki seseorang yang mereka dukung dengan antusias.
Gavier tampak berdecih sinis kala melihat sang lawan mendahului dirinya. Bahkan lebih cepat dari sebelumnya, membuatnya dirinya ketinggalan jauh.
Namun sayang, kemenangan tidak berpihak pada dirinya. Deka lebih dulu mencapai garis finish. Membuat para pendukung Deka berteriak antusias menyambut kemenangan.
"Lo boleh seneng karena menang, tapi inget perkataan gue, Lo jaga tuh si Nando. Jangan sampai Lo nyesel," ujar Gavier terdengar seperti sebuah peringatan. Membuat kening Deka berkerut emosi.
Mendengar namanya disebut, Nando memandang sinis Gavier yang membalas tatapannya remeh. Kakinya melangkah cepat mendekati cowok berbalut hoodie hitam itu.
"Nyesel apanya? Hah?!" teriak Nando manampar keras helm Gavier.
Amarah Gavier yang sebelumnya masih terkendali, kini meluap. Gavier menghela nafas kasar. Melepas helm tergesa-gesa menyingkir dari motor sport besar miliknya. Sebelah tangannya terkepal kuat bersiap menyapa pipi mulus Nando dengan bogeman.
Tanpa bisa dicegah kepalan tangan sudah melayang mengenai sudut bibir Nando. Membuat tubuh cowok itu hampir terjatuh, ringisan pelan keluar dari bibirnya. Ibu jarinya bergerak mengusap pelan permukaan sudut bibirnya yang terlihat memar.
Melirik tajam Gavier beserta ketujuh anggotanya yang tampak menampilkan senyuman mengejek. Seakan tidak puas, Nando berniat membalas bogeman tersebut namun Arga dan Rendi terlebih dahulu menahan bahunya membuat pergerakan Nando terhenti.
"Pulang, udah malem. Kasian sepupu Deka nunggu lama di markas." Ujar Arga terdengar khawatir mengundang senyuman tengil dari Rendiq
Mengajak Nando untuk berbalik menuju motor masing-masing. Melihat suasana semakin larut malam, mereka berinisiatif untuk lebih baik memilih pulang ketimbang meladeni geng blackmoon baku hantam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh untuk Dekayas (END)
Teen FictionDekayas Arsenio Anggara adalah cowok berandalan. Ketua dari geng motor bernama Delax. Deka memiliki pribadi yang galak. Lantas, entah kesalahan apa yang Deka lakukan hingga harus dipertemukan dengan gadis polos dan sangat cengeng. Namanya Ayana Zev...