Mana yang lebih sweet
Aya - Deka?
Atau
Aya - Genta?
Satu menit bunyi bel istirahat berkumandang, Aya langsung bergegas keluar kelas dengan niat bertemu Deka sekalian memberikan bekal makan kesukaan sang suami.Aya berjalan penuh semangat menyusuri koridor, tersenyum sumringah sesekali mengayun tempat bekal itu pelan. Tak segan sesuai pernyataan Deka tentang ibadah senyum, kepala gadis itu lantas menoleh ke kanan dan ke kiri. Menebar senyuman pada setiap murid yang berpasangan dengannya.
Tiba saatlah ia di depan kelas Deka, kakinya melangkah masuk. Akan tetapi, senyum merekah di bibirnya perlahan luntur kala melihat sang suami dengan lahapnya menyantap bekal makanan di mejanya.
Aya tertegun, memikirkan dari mana Deka mendapat kotak bekal tersebut. Sejak kapan suaminya membawa bekal makanan ke sekolah? Aya baru tahu hal itu.
Deka melihat ke arahnya, Aya memasang wajah jutek sembari berjalan mendekati Deka. Sengaja Aya menyembunyikan kotak bekal yang ia pegang ke belakang tubuhnya.
Deka mengeryit samar mendapati kehadiran istrinya secara tiba-tiba. Melihat wajah gadis itu tampak merengut, membuat Deka semakin kebingungan.
Dengan mulut sibuk mengunyah, Deka enggan untuk bersuara. Mewakili rasa penasarannya, Deka mengangkat kedua alis guna bertanya pada gadis yang sudah berdiri tepat di samping mejanya itu.
“Ngapain lo ke sini?” setelah menyelesaikan kunyahan di mulutnya barulah Deka bersuara.
“Emang gak boleh?” balasnya sengit. Tangannya terulur menyingkirkan kotak bekal tersebut. Deka langsung terkesiap melihatnya.
Anak Delax lainnya hanya duduk sembari memantau kegiatan sang ketua.
“Siniin bekalnya, gue masih laper!” Deka berdiri mencoba mengambil kembali kotak bekal berwarna biru yang dipegang Aya.
“Kakak!” serunya menghentakkan kaki, Deka spontan langsung kembali terduduk.
Hanya tersisa beberapa orang yang memutuskan menghabiskan waktu di kelas tanpa pergi ke kantin untuk mengisi perut. Dan masing-masing dari mereka memerhatikan Deka dan istrinya layaknya penonton.
“Bekal ini punya siapa? Yang Aya tau Kakak gak pernah bawa bekel ke sekolah,” lontarnya dengan nafas memburu, Aya marah. Pikirannya Aya sekarang hanya di dominasi oleh pelakor, Aya takut bekal yang dimakan oleh suaminya adalah milik selingkuhan Deka.
Deka tertawa pelan mendengar pertanyaan konyol itu, ia memijit pangkal hidungnya lalu menatap mata gadis itu yang berembun.
Dari dulu, Deka memang tidak pernah membawa bekal ke sekolah. Baginya itu hanya anak TK, anak mami. Deka tidak mau dianggap sebagai cowok cupu yang kalau ada apa-apa selalu berlindung pada ibunya.
Definisi laki-laki itu harus kuat. Gagah berani, laki-laki itu melindungi bukan dilindungi. Itulah yang Deka percayai.
“Lo pura-pura bego atau gimana, Jelas-jelas bekal yang gue makan dari lo!” tukas Deka membuat Aya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh untuk Dekayas (END)
Teen FictionDekayas Arsenio Anggara adalah cowok berandalan. Ketua dari geng motor bernama Delax. Deka memiliki pribadi yang galak. Lantas, entah kesalahan apa yang Deka lakukan hingga harus dipertemukan dengan gadis polos dan sangat cengeng. Namanya Ayana Zev...