15. Gak bisa sholat

7.7K 298 14
                                    

Pembeda antara orang muslim dan nonmuslim itu sholat. Ketika sholat ditinggalkan, maka pastahkah dia disebut sebagai seorang muslim?

-Syifa Urbaini Hasan-

Happy Reading^^

Syifa dengan setelan mukena hitam polos berjalan melangkah menuju kamar calon menantunya.

Mengetok pintu pelan, bibirnya bersuara mengucap salam.

"Assalamu'alaikum. Aya, boleh Tante masuk?"

"Waalaikumsalam boleh Tante," sahut Aya dari dalam.

Setelah mendapat izin, wanita paruh baya itu langsung menekan knop pintu. Melangkah masuk ke dalam, terbit seulas senyuman kecil saat matanya melihat menantunya sedang sibuk merias diri di depan cermin.

Kakinya berjalan mendekat. Berdiri tepat di belakang gadis itu. Memperhatikan wajah cantik Aya dari pantulan cermin.

"Aya mau kemana dandan cantik-cantik begini?"

Alis wanita itu terlihat mengeryit saat memperhatikan dahi calon menantunya yang terdapat plester.

"Mau jenguk mami Tante," jawab Aya sembari mengoleskan lipstik berwarna peace ke bibirnya.

Syifa hanya mengangguk. Sebelah tangannya terulur mengelus lembut rambut Aya.

"Ada apa Tante? Tante mau ikut?" Gadis itu beranjak, berdiri di hadapan calon mertua dengan senyum mengembang.

"Tentu. Tapi setelah sholat isya ya." Wanita itu tersenyum hambar, saat melihat lebih jelas dahi Aya.

"Dahi kamu kenapa bisa luka sayang?" tanya Syifa terdengar khawatir. Menatap calon istri Deka dengan pandangan bertanya.

"Habis dijedotin sama cewek yang juga suka sama kak Deka Tante. Kak Deka cuman milik aku kan Tante? Tante gak ada niatan buat batalin pernikahan Aya kan?" ujarnya memasang ekspresi memelas. Hingga membuat Syifa terkekeh karena penuturan polosnya.

"Deka cuman milik kamu. Tante cuman milih kamu buat jadi istri satu-satunya Deka, kasih tau Tante siapa nama perempuan yang udah berani bikin dahi kamu kayak gitu?"

"Evot, eh Eva maksutnya." Dengan wajah menahan jengkel Aya memberitahukan nama cewek saingannya itu.

"Nanti kalau misalnya sempet, Tante akan pergi ke sekolah kamu, mau ngasih peringatan sama dia."

Mendengar ucapan Syifa, refleks bibir Aya tersenyum manis. Tubuhnya bahkan memberontak ingin meloncat saking senangnya namun masih ia tahan. Ia akan merasa leluasa mendekati Deka tanpa saingan.

"Kamu gak mau sholat dulu?"

Syifa mengerjab saat memandang Aya tampak menunduk memasang wajah sendu.

"Aya gak bisa sholat Tante, hampir semua gerakannya Aya lupa."

Terdengar lirih. Syifa tersenyum hangat, menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

Sudah berkenalan lama dengan ibunya Aya, tentu membuat Syifa mengetahui latar belakang keluarga calon menantunya.

Keterbatasan pengetahuan ilmu agama yang dimiliki sahabatnya saat itu tak membuat hati Syifa goyah untuk memutuskan hubungan persahabatan mereka.

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang