30. Terungkap.

6.8K 218 27
                                    

Cerita ini lebay gak guys menurut kalian?

Pengen cepet2 namatin cerita ini. Biar bisa buat karya baru lgi😇😹


Happy Reading^^
_______________

Suasana ruangan tampak gelap, Deka diikat di kursi dalam keadaan mulut dibekap. Sudah hampir satu jam Deka mengalami pingsan. Namun, tak kunjung sadar.

Berbanding terbalik dengan kondisi Aya sekarang. Gadis itu terbaring layaknya tuan putri di sebuah kamar, matanya masih betah terpejam.

Suara pintu terbuka, menampakkan sosok Gavier yang membawa senyum licik. Tubuhnya menaiki ranjang, menatap wajah damai Aya penuh minat. Sebelah tangannya ikut tergerak menyapu halus bibir tipis berwarna peace itu.

Setelah selesai menikmati cantiknya rupa dari wanita di hadapannya, Gavier beralih menatap jilbab yang masih melekat sempurna di kepala gadis itu.

Tanpa pikir panjang, Gavier melepasnya begitu saja. Cowok itu tersenyum tipis, kala melihat penampilan Aya jauh lebih cantik saat tidak menggunakan penutup di kepalanya.

“Lo lebih cantik kalau enggak pake ini.” Gavier membuang asal jilbab tersebut, matanya masih terhipnotis dengan kecantikan istri musuhnya. Rambutnya tergerai panjang, Gavier mengelus rambut hitam nan tebal itu. Wanginya rambut semerbak membuat hidung mancung milik Gavier tertarik untuk menghisap kewangiannya.

“Bagaimana kalau kita bersenang-senang hari ini, kebetulan suami lo lagi nggak ada. Kayaknya bibir lo enak buat diemut,” ujar Gavier sensual.

“Lo salah pilih suami. Deka itu pembunuh, gue dendam banget sama dia. Orang yang satu-satunya peduli sama gue, dia bunuh tanpa merasa bersalah. Gue gak terima!” Mata Gavier spontan menajam dengan perasaan pilu. Dengan kasar, ia meraup dagu gadis itu, lalu menatapnya penuh amarah.

“Seharusnya lo gak terlibat dalam hal ini. Tapi mau gimana lagi, lo orang yang dia suka. Mungkin dengan cara ngebalas perbuatannya di masa lalu, gue harus ngorbanin nyawa orang yanv gak bersalah kayak lo. Tapi sebelum itu, lo harus puasin gue dulu.” Dengan pandangan dikelabuti nafsu, Gavier mulai mendekatkan kepalanya. Tak sabar membasahi bibir ranum itu menggunakan bibirnya.

Kini jaraknya semakin dekat. Tanpa bisa dicegah, Gavier menempelkan bibirnya di atas bibir Aya. Ia bermain sedikit di sana, mengulumnya penuh nikmat, matanya ikut terpejam. Tidak ada balasan dari empunya, Gavier tetap ganas, hingga tangganya mulai menggerayangi dada Aya yang masih tertutup dengan hoodie tebal.

Perlahan kesadaran Aya mulai kembali. Kedua matanya secara pelan terbuka, ia merasa badannya sedang ditindih. Matanya samar-samar menangkap sosok seseorang di hadapannya.

“Kak Deka,” gumamnya pelan. Masih belum sempurna membuka mata, ia tidak tahu kalau Gavier hampir menyingkap hoodie. Namun, setelah mendengar nama musuhnya disebut Gavier langsung mengurungkan niatnya.

Gavier langsung memegang kedua sisi wajah gadis itu. Seketika mata Aya terbuka sempurna, alisnya mengeryit. Sesaat kemudian Gavier kembali mencium bibirnya, spontan Aya memberontak. Kakinya tak berhenti bergerak gelisah dibawah sana, kedua tangannya memukul keras dada serta wajah Gavier.

“Bang p-ir l-epas,” pekiknya hampir menangis.

“Gak bisa! lo harus puasin gue dulu. Kayaknya tubuh lo masih segel, belum disentuh kan sama Deka sialan itu?” ujarnya terdengar menjijikkan. Aya membelalak, tidak menyangka Gavier akan sejahat itu padanya. Merasa ada celah untuk kabur, Aya menarik dirinya keluar dari kukungan Gavier. Ia tersenyum lega saat merasa berhasil. Gavier melihatnya, hanya bisa terkekeh.

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang