Kangen Aja Deka gak?
Atau, kangen Genta gitu?
Kangen aku gak? ☺🗿
Plis guys, vote itu gk susah tinggal dipencet aja bintang di bawah😌😤 kenapa susah banget?? Mau lanjut gak nih? 🗿
Komennya usahakan jangan next terus, aku pengen tau reaksi/perasaan kalian pas baca gitu loh guys☺😪😿
Dh lah, jn dibahas lagi. Lansung aja:)
Happy Reading^^
Aya memasang wajah bete, Deka memperhatikan dengan jelas lewat kaca spion. Sejak tadi gadis itu terus diam, mengabaikan Deka yang mengajaknya berbicara.
“Tumben diem, biasanya berisik,” sindir Deka.
Spontan Aya menatap kaca spion dengan raut jengkel.
“Males, Aya bete pengen bunuh Eva!” Tangan mungilnya terkepal kuat seakan menyalurkan emosi yang dari tadi ingin meledak. Satu tangan Deka meremas kuat pengangan Aya di perutnya, merasa kesal atas ucapan istrinya yang terdengar sadis.
“Mulutnya,” tegur Deka dingin.
“Biarin, Aya kesel sama kakak! Kenapa belain dia!” ketusnya marah.
“Gue gak belain, gue cuman negur lo biar gak kasar sama orang.” Tak ada sahutan lagi, Aya tetap mempertahankan ekspresi tak sukanya. Membuat Deka enggan untuk kembali bersuara.
Setelah cukup lama mengendarai sepeda motor, akhirnya Deka berhenti tepat di parkiran dekat pantai. Tangan gadis itu belum terlepas di perutnya. Deka tak protes, ia terlebih dahulu melepas helm baru kemudian membujuk Aya agar turun dari motor.
“Ayo turun! Mau ke sana gak?” Kepala gadis itu menoleh, melihat arah telunjuk suaminya. Terlihat pemandangan pantai sore yang menyejukkan, beberapa dari orang di sana tampak menikmati pemandangan sembari melakukan aktivitas menyenangkan. Perlahan garis senyum tercetak di bibirnya, tanpa dipaksa gadis itu melepaskan pelukan kemudian turun.
Deka menyusul, memegang tangan istrinya lalu berjalan mendekati pantai.
Mereka berjalan menyusuri tepi pantai, seulas senyum merekah menghiasi wajah cantik Aya. Deka ikut tersenyum tipis, setidaknya sebelum mengunjungi rumah mertuanya, Deka ingin menormalkan suasana hati Aya yang sedang terpuruk. Deka tau, hubungan anak dan ibu itu renggang, dan Deka juga bisa menebak kalau pertengkaran kecil waktu itu akan terulang.
Aya mengajak Deka duduk di pasir. Sambil menikmati angin sejuk menerpa permukaan kulit masing-masing, rambut Deka bergerak kecil mengikuti irama angin. Di tengah pantai terlihat ombak terhempas bergelombang.
“Kalau cinta bisa diukur, Aya mau bilang kalau cinta aku ke kakak seluas pantai ini, kalau kak Deka gimana?” tanya Aya menatap lekat suaminya.
“Lebay!” balas Deka cuek.
Aya cemberut. Kepalanya menunduk merasa tidak mood setelah mendengar jawaban Deka. Tangannya bergerak mengukir bentuk love di pasir.
“Ini kakak, ini Aya.” Aya membuat satu kubu love untuk dirinya dan Deka, lalu membentuk kubu kotak untuk Rendi dan Eva.
“Ini kak Rendi sama Eva,” ucapnya setelah selesai menggambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh untuk Dekayas (END)
Teen FictionDekayas Arsenio Anggara adalah cowok berandalan. Ketua dari geng motor bernama Delax. Deka memiliki pribadi yang galak. Lantas, entah kesalahan apa yang Deka lakukan hingga harus dipertemukan dengan gadis polos dan sangat cengeng. Namanya Ayana Zev...