Assalamu'alaikum:)
Buat para readers yang baik hati, kalau udah selesai baca, jangan lupa ya tekan tombol bintang dan silahkan berkomentar:) biar aku semangat buat ngelanjutin ceritanya:)
Happy Reading^^
Deka meletakkan tubuh istrinya ke brankar. Buru-buru ia berjalan menuju lemari dan mengambil kotak p3k di sana.
Serin serta Disa berdiri menatap prihatin pada sahabatnya yang terbaring menahan rasa sakit.
Namun, belum sempat Deka membuka kotak pengobatan, tangan Genta lebih dulu merampas benda tersebut.Tak lupa mengeluarkan delikan tajam pada Deka.
"Lo apa-apan sih!" sentak Deka emosi. Membalas tatapan Genta dingin.
"Biar gue yang ngobatin," jawab Genta santai. Mengambil sedikit kapas di sana lalu menuangkan antiseptik, Deka yang melihat hal itu tentu saja semakin emosi. Sejak kapan, sahabatnya ini terlihat sangat peduli pada istrinya.
"Gue lebih berhak karena gue su--" Menyadari bahwa ucapannya akan mengundang kontroversi, Deka langsung tak jadi melanjutkan. Tetapi, justru sukses membuat raut Genta serta Eva yang berada di ambang pintu menjadi mengernyit gagal paham.
"Karena gue abangnya!" sambung Deka berusaha agar tidak terlihat gugup.
Genta tak merespon apa pun, cowok itu malah melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti tadi.
"Jangan sok perhatian! Ini tanggung jawab gue. Jadi, gue yang harusnya ngobatin Aya, bukan lo!" Deka mengambil alih kotak tersebut, memandang Genta penuh permusuhan. Seakan melupakan status mereka sekarang.
Jangan lupakan bahwa saat ini Deka bukan berhadapan dengan Genta, tapi lebih tepatnya jiwa Gerald masih menguasai diri Genta.
Tatapan Genta kian menajam, memperhatikan interaksi Aya tampak lebih akrab daripada dengan dirinya. Sebelah tangan lelaki itu mengepal kuat, menyaksikan betapa perempuan yang ia sukai terlihat sangat berharap menerima pengobatan dari Deka.
Genta mendorong bahu Deka kasar hingga cowok itu tersungkur bersamaan dengan jatuhnya kotak p3k yang ia pegang.
"Kak Deka," lirih Aya mencoba turun dari tempatnya, tapi secepat mungkin Serin tahan.
"Kak Genta jangan kasar dong! Aya gak suka!" bentak Aya. Menunjukkan rasa geram tertahan pada Genta.
Mendapat respon kurang mengenakkan, Genta membalas tatapan Aya tak kalah sinis.
Sedangkan Deka masih mencerna apa yang barusan terjadi, mengapa sikap sahabatnya itu menjadi berubah. Sudah hampir enam tahun membangun persahabatan, baru kali ini Deka melihat sisi lain dari cowok dingin tersebut.
Lantas Deka bangun kemudian memandang Genta penuh selidik.
"Lo kenapa sih? Gak biasanya lo bersikap kayak gini cuma karena cewek, lo suka sama Aya?"
"Iya. Udah lama gue suka, sebelum lo bersikap sok perhatian ke dia!" tandas Genta terkekeh sinis.
Deka tertegun mendengar pernyataan dari mulut Genta, ada guncangan aneh di hatinya saat mengetahui hal tersebut. Ada rasa kesal yang seketika hinggap dalam dirinya seakan tidak terima atas pernyataan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh untuk Dekayas (END)
Roman pour AdolescentsDekayas Arsenio Anggara adalah cowok berandalan. Ketua dari geng motor bernama Delax. Deka memiliki pribadi yang galak. Lantas, entah kesalahan apa yang Deka lakukan hingga harus dipertemukan dengan gadis polos dan sangat cengeng. Namanya Ayana Zev...