14. Iqro dulu baru qur'an

7.7K 317 25
                                    

Assalamu'alaikum

Masih nungguin kelanjutan ceritanya ngak🧐

Yang masih boleh komen tunjuk tangan.


:
:
:
:
:
:
:
:

Happy Reading^^

Dengan tertatih Aya berjalan sembari memijit kepalanya yang tertempel hansaplast pemberian Genta.

Atas pertolongan cowok itu Aya merasakan rasa pusing di kepalanya mulai sedikit berkurang.

Tidak ada rasa marah sedikitpun ketika mengetahui Deka meninggalkan dirinya.

Sebab suasana sekolah saat itu terlihat mulai sepi. Mungkin saja Deka mengira bahwa ia telah pulang.

Untung saja ia bertemu dengan Genta. Aya begitu mengingat ekspresi yang ditunjukkan lelaki itu sangatlah marah saat melihat kondisinya.

Aya tidak tau mengapa Genta harus bersikap berlebihan padanya.

Langkah kakinya berhenti tepat di depan pintu kamar Deka yang sedikit terbuka. Dengan tidak sopan, Aya mulai mengintip.

Nampaklah di dalam sana Deka tengah khusyuk mengerjakan sholat dzuhur pada posisi duduk tahiyat akhir.

Aya tertegun, perlahan bibir mungil itu tertarik membentuk senyuman lebar.

Terpesona melihat wajah calon suaminya yang jauh lebih tampan saat mengenakan gamis hitam serta peci senada yang tertempel di kepalanya.

Tanpa sadar, Aya kini sudah terduduk. Masih mempertahankan posisi matanya.

Seusai mengucap salam, Deka mengangkat kedua tangan berniat melafalkan doa selesai sholat.

Namun matanya tak sengaja melirik ke arah pintu.

Spontan mata Deka membelalak, jantungnya berdetak sangat cepat. Kaget atas penampakan di luar kamar.

Hampir saja ia meninggalkan tempat sholatnya karena terkejut melihat sebelah mata seseorang sedang mengintipnya.

Namun setelah menyadari siapa pelakunya, Deka mencoba kembali fokus.

Bibirnya mulai melafalkan doa pelan dan menutupnya dengan kedua usapan tangan sebagai tanda pengaminan.

Deka berdiri, melipat sajadah kemudian menaruhnya di tempat semula. Melirik sinis ke arah pintu.

Deka merasa heran, ketika memandang tak ada pergerakan sedikitpun dari mata itu. Bahkan masih menunjukkan binar semangat di dalamnya.

Menyadari Deka telah selesai, Aya berdiri berniat untuk masuk ke dalam. Cowok itu memandang tidak suka atas kehadirannya. Tanpa memperdulikan, Aya tetap masuk.

Sebelum melangkah masuk, Aya tak lupa melepaskan hansaplast yang tertempel di sebelah lututnya.

Padahal Genta sudah mengobati lututnya, akan tetapi Aya hanya ingin Deka yang mengobati lukanya.

"Kak," sapanya masih berdiri tepat di dekat pintu. Enggan untuk mendekati Deka, karena takut akan tatapan Deka yang terlihat sinis. Memperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah.

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang