41. Epilog

10.1K 257 67
                                    

Ini part terakhir. Aku mau ngucapin terima kasih sebanyak-banyaknya buat yg udah baca, vote dan komen di sepanjang cerita ini. Semoga kalian sehat dan bahagia selalu.

Ada yang mau diucapin gak sama aku✌😂

Kalian tau cerita ini dari mana?

Bagaimana cerita ini menurut kalian?

Gpp kan kalau sad ending? 🥺😢

Kalau ada scene atau alur yg gak nyambung, akan direvisi.

Happy Reading^^

Plak!

Pipi mulus Deka tertoleh ke samping akibat mendapat serangan lima jari dari sang ayah.

Tatapan tajam bercampur kecewa pria paruh baya itu tunjukkan setelah mendengar pernyataan Deka tentang menantunya.

“Papah kecewa sama kamu.” Deka hanya diam, menatap satu persatu keluarganya.

Dirinya kehabisan kata-kata untuk menjawab. Deka hanya bisa pasrah menerima pelampiasan kemarahan dari keluarga.

“Dito sudah mempercayakan anaknya kepada papa. Karena beliau yakin, kamu bisa menjaga putrinya. Sekarang apa yang terjadi? Aya terluka parah dan tubuhnya tidak ditemukan. Papah sudah bilang sebelumnya, kalau ada masalah diselesaikan baik-baik! Kalian udah dewasa.  Papa gagal menjaga amanah dari sahabat papa sendiri karena ulah kamu!”

Pria baruh baya itu menghela nafas panjang, membuang muka muak melihat wajah polos putranya yang kini menatapnya tanpa ekspresi. Tak mau lebih frustasi, ia menjatuhkan bokongnya pada sofa di sana. Mengusap kepala gusar.

Suasana ruang tamu nampak tegang. Polisi sudah melakukan penyelidikan empat hari berturut-turut, selama waktu itu tidak ada tanda-tanda jika Aya ditemukan, begitu juga dengan sang pelaku. Nampaknya Rendi sudah merencakan ini dari lama dan mengatur semuanya dengan sangat pintar sehingga tidak mudah ketahuan.

Syifa menangis dalam pelukan putrinya. Sudah hampir setengah jam wanita itu menangis, begitu juga dengan Uswa. Mereka berdua sudah tidak mampu untuk mengutarakan pendapat. Berita ini terlalu tiba-tiba. Membuat perasaan Syifa sebagai seorang ibu menjadi sangat rapuh dan terpukul.

“Bunda yakin Aya masih hidup. Menantuku pasti baik-baik aja, Aya cuman hilang sementara.” Mata sembabnya menatap mata Uswa yang berair, meminta kepastian bahwa ucapannya memang benar. Uswa memaksakan untuk tersenyum lebar lalu mengangguk.

“Bunda benar, kak Aya masih hidup. Polisi sedang berusaha mencari tubuhnya. Setelah ditemukan, kak Aya akan dibawa ke rumah sakit. Sembuh dan kembali lagi bersama kita,” ujar Uswa menenangkan. Membuat sang ibu kembali menumpahkan air mata.

Deka berdiri di tengah-tengah ruang tamu seperti patung yang tidak dianggap. Hatinya pedih disudutkan oleh situasi. Melihat keadaan ibunya membuat Deka tidak tahan. Tangannya mengepal kuat, ia berjanji akan menemukan sang pelaku dan memberikan ganjaran yang setimpal atas perbuatannya.

“Deka minta maaf. Deka gagal jadi suami yang baik buat istri Deka sendiri. Dari awal, seharusnya om Dito gak perlu percaya sama anak berandalan kayak aku buat jagain anaknya. Maaf juga karena udah ngecewain kalian semua, Deka bener-bener gak tau mau ngomong apa lagi. Papa sama Bunda boleh ngasih hukuman apa aja buat Deka. Deka ikhlas.”

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang