21. Eva ngelunjak

8.6K 333 24
                                    

Happy Reading^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🧚‍♀️

Deka meletakkan mangkok berisi mie samyang tepat di hadapan istrinya. Aya menatap penuh selera pada hidangan di depannya. Lidahnya sudah tak sabar ingin mencicipi mie pedas yang berasal dari Korea Selatan tersebut.

"Tiup dulu baru makan, jangan lupa baca doa," tegur Deka ketika melihat Aya yang terlihat tampak ingin menghabisi mie itu dalam sekejap.

Gadis itu menurut, menoleh pada Deka yang sudah stay di tempatnya.

"Gimana doanya?" tanya Aya menatap polos sang suami.

Anak Delax melongo tidak percaya. Menatap satu sama lain, sebelum akhirnya tertawa bersama.

Deka menatap datar wajah tak berdosa di sampingnya.

"Apa doanya? cepet! Nanti keburu dingin gak enak dimakan," ujarnya mendesak. Menatap Deka kesal.

"Anak SD juga tau doa sebelum makan, udah SMA, masih belum tau?" Bukannya menjawab, Deka malah terpancing emosi mendengar istrinya tidak tahu doa sehari-hari umat muslim.

"Ih Kakak, jangan banyak cincong deh! buruan aja kasih tau udah lapar nih," adunya memandang Deka sengit.

"Ikutin Kakak," sahut Genta yang sejak tadi diam.

Deka menoleh, kerutan di dahinya menunjukkan bahwa ia tidak suka mendengar pernyataan dari Genta tersebut. Seperti mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Apa? Buruan!" Aya menatap Genta antusias.

"Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannaar." Aya mengikuti Genta bersuara. Dan Deka hanya bisa memandang ke arah lain, tampak panas melihat adegan di dekatnya.

Belum lama kemudian, datanglah Eva dengan sikap centilnya mendekat pada Deka lalu menyimpil di antara keduanya hingga membuat Aya berdecak. Sampai tak sadar percikan kuah merah dari mienya mengenai matanya.

"Ih kan mata Aya jadi perih," adunya meringis ingin menangis. Mendusel-duselkan jilbabnya pada sebelah matanya yang terasa perih. Deka sigap menatap cemas pada istrinya.

Eva berusaha menghalangi pandangan cowok itu, namun langsung dibalas oleh tatapan dingin oleh Deka. Sehingga mau tak mau Eva mengalah dan memilih untuk diam walaupun sebenarnya dia sudah muak melihat sikap kekanakan dari sepupu gebetannya itu.

"Enggak ada tempat lain kah?" tanya Genta dingin.

"Kalau gue maunya di sini emang kenapa?" balas gadis itu songong. Anak Delax kompak menunjukkan tatapan tidak suka ke arahnya. Tetapi, hal itu tidak membuat nyali Eva ciut untuk mendapatkan hati Deka.

"Minta maaf cepet! Kalau mata Aya buta, mata kamu Aya congkel ya buat gantiin." Aya menoleh mengeluarkan kata-kata yang membuat gadis di sebelahnya terkekeh pelan.

"Biarin aja buta, biar Deka ilfil sama lo terus gak mau deketan lagi sama lo." Perkataan Eva berhasil membuat bibir Aya berkedut tidak terima. Dengan berat hati ia meninggalkan tempat duduknya demi berdiri di dekat suaminya. Jaga-jaga kalau pelakor itu akan nekat memeluk miliknya.

"Jangan diusap, nanti makin perih." Deka menghentikan tangan istrinya.

"Kalau nggak diusap terus diapain Kak? masih perih! Aya rasanya pengen nyakar orang, yaudah cium aja matanya biar gak perih lagi," ucap gadis itu modus. Mendekatkan matanya pada Deka yang sedikit kaget atas sikap blak-blakan istrinya itu.

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang