8. Fitting Baju Pernikahan

10.6K 399 9
                                    

Assalamu'alaikum Readers 😁✌

Maaf dari awal gak pernah nyapa kalian:) btw, aku mau nanya nih, menurut kalian narasi dalam cerita ini nge feel gak sih pas dibaca? Hehe... mau tau aja. Nanti kalau gak nge feel biar ku perbaiki.

Kalau up nya agak lama, jan kabur ya😭✌InsyaAllah bakal up kok👌aku pengen punya pembaca setia, hehe😁

😗✌

"Apa Aya punya kembaran ya?" buku novel tebal berjudul rindu tersebut ia tutup. Pikiranya kalut mengingat kembali peristiwa ketika ia berada dalam kamar Genta siang tadi.

Alih-alih memulangkan Aya terlebih dahulu, Genta malah membawa gadis itu mampir ke rumahnya.

Saat Aya melangkah masuk, matanya menjelajahi setiap sudut rumah. Terlihat luas dan megah. Cat putih mendominasi rumah tersebut, membuatnya terlihat lebih simple dan elegan. Dua Tiang besar berdesain keramik bewarna gold berdiri kokoh tepat di ruang tamu. Seolah benar-benar mengambarkan bagaimana kehidupan si pemilik rumah.

Samar-samar matanya menangkap sosok dokter Sean terpajang dalam sebuah bingkai foto. Tidak terlalu jelas melihat, keburu tangan Genta menyambar pergelangan tangannya. Membawa dirinya masuk ke dalam sebuah kamar.

Pikiran negatif mulai menguasai otaknya, spontan Aya memberontak. Mencoba keluar dari kamar tersebut.

"Hei, kenapa?" suara Genta membuat pergerakan Aya terhenti. Binar ketakutan dari mata gadis itu dapat Genta lihat. Ia terkekeh pelan.

"Jangan takut, Kakak gak bakal macam-macam sama kamu," ujarnya tenang, sedikit menghilangkan rasa cemas dalam diri Aya. Perlahan, pikiran negatif itu menghilang. Suasana gugup dalam dirinya seketika musnah.

Genta membawa Aya ke sisi ranjang.

"Kakak keluar dulu sebentar, kamu tunggu sini dulu ya." Ujar Genta meletakkan tasnya kemudian keluar.

Karena teramat bosan, Aya berdiri memilih berjalan sembari mengamati kamar bernuansa biru langit tersebut. Semua barang tersusun dengan rapi, membuatnya enak dipandang. Langkah kaki Aya berhenti tepat di nakas panjang, di atasnya terdapat satu foto dengan bingkai kecil yang terlihat sengaja ditelungkupkan.

Rasa penasaran mendesak Aya agar melakukan hal lebih. Tanpa pikir panjang, sebelah tangannya terulur menegakkan foto itu lalu kemudian mengangkatnya ke udara.

"Loh, kok mirip!" Aya terkejut ketika melihat foto tersebut. Kedua bola mata itu tampak melebar dengan telapak tangan bergerak spontan meraba pipi.

Isi dalam foto menampilkan seorang cewek berambut panjang setengah pinggang memakai balutan hoodie polos biru langit dengan setelan celana kain panjang warna hitam.

"Siapa sih cewek itu? Kok bisa cosplay mirip Aya!" gerutunya kesal. Menendang-nendangkan kaki ke udara. Jika sebagian orang merasa senang jika mengetahui ada yang mirip dengan wajah mereka, Aya justru bersikap sebaliknya. Ia takut orang tersebut akan berbuat jahat dan mengambil hak miliknya nanti.

Piyama terusan kembang yang Aya kenakan sedikit tersingkap, hingga memperlihatkan paha mulusnya. Tak mau ambil pusing, Aya malah menarik selimut tebal untuk menutupinya.

Ia kembali membuka halaman novel yang sempat skip tadi. Membaca seksama dengan bibir berucap tanpa suara. Ketika sampai di adegan keharmonisan keluarga, bendungan air mata yang sejak tadi ia tahan langsung tercurah deras.

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang