18. diajarin suami

10.9K 369 20
                                    

Assalamu'alaikum:)

Gimana perasaan kalian setelah melihat pasangan ini menikah?

Apa aja yang bikin kalian betah baca cerita ini?

Happy Reading^^

Aya terduduk sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Deka yang menyaksikan menjadi tidak tega. Isakan kencang memenuhi ruangan tersebut.

Niat hati ingin mengegap, malah berakhir seperti ini. Deka beranjak dari ranjang, duduk tepat di hadapan gadis itu.

Mengamati dengan seksama penampilan di depannya. Deka menghela nafas, hatinya terus bertanya apakah dirinya bisa membimbing Aya? Deka merasa tidak yakin, mengetahui gadis cengeng ini terus saja memakai dress pendek.

"Maaf, gue cuma bercanda tadi," ujar Deka merasa bersalah.

Aya mengintip dibalik sela-sela jemarinya. Mengintip wajah tampan suaminya dari jarak sedekat ini membuat jantung Aya berdetak lebih cepat.

Suara isakan itu perlahan menghilang. Gadis itu mulai menampakan wajah sembabnya, sejenak mereka saling bertatapan sebelum akhirnya Aya dengan gesit langsung menghambur ke pelukan Deka.

"Modus," cibir Deka kesal. Berusaha melepaskan pelukan istrinya.

Aya sekuat tenaga memeluk suaminya, hingga cowok itu kesusahan untuk lepas.

"Kakak mau nikah sama si Eva gatal itu kan? Makanya ngajak Aya cerai?!" tuding Aya overthinking. Kembali menangis, kali ini tidak bersuara. Melainkan ia menahan suara tangisan itu agar tidak terdengar seperti sebelumnya.

Deka melotot tidak terima akan tuduhan tersebut.

"Kan gue udah bilang, kalau gue cuma bercanda. Jangan diambil serius bisa nggak?!" ucap Deka sedikit membentak hingga membuat Aya tersentak.

"Kak Deka tuh gak bisa apa bikin Aya seneng kali ini aja, Aya berusaha ngehibur diri biar gak sedih lagi karena mami gak dateng hari ini," suara Aya terdengar parau, pelukan di tubuh suaminya ia kendurkan. Seolah memberi Deka celah untuk pergi.

Lagi-lagi Deka dibuat serba salah. Kali ini Deka memilih untuk mengalah, biasanya gadis itu akan terlihat santai saja jika ia bergurau atau bahkan hanya menangis sebentar. Namun, saat ini Aya nampak terlihat lebih emosional dari sebelumnya.

Lengan kekar cowok itu bergerak. Membalas pelukan dari sang istri, tak ada pergerakan dari Aya. Gadis itu malah lebih dulu mengurai pelukannya.

Deka lantas kembali menarik Aya masuk ke dalam pelukannya. Mengelus lembut rambut hitam istrinya. Aya terdiam, mencoba mercerna kembali. Apakah ini benar-benar nyata? Deka memeluknya?

"Mami lo butuh waktu untuk menerima semuanya. Dia gak benci sama lo, cuma kecewa aja."

Aya mengangguk mendengar penuturan dari suaminya. Suasana hatinya kembali tenang, ukiran senyum tercetak di bibir tipisnya.

"Aya bukan pembunuh kan?"

Pertanyaan itu sukses membuat senyuman di bibirnya perlahan luntur.

"Bukan. Stop! Nyalahin diri lo sendiri!" Deka mengurai pelukan, tatapan matanya menajam bersamaan dengan hembusan nafas emosi yang ia keluarkan.

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang