27. Rencana Eva

7.2K 251 31
                                    

Happy Reading^^

Yang sider aku sumpahin gamon-.-

Diantara cogan-cogan di sini siapa yang buat klepek-klepek?.-.

Deka

Genta

Sean

Galang

Rendi

Nando

Arga

Gavier

Jawab ya:)

Hembusan angin menerpa kedua insan tersebut. Semakin kencang laju motor yang membawa tubuh mungilnya, maka pelukan  di perut sang suami tak kalah erat. Deka sama sekali tidak protes. Matanya justru sesekali melirik Aya dari kaca spion. Terbit seulas senyum tipis di bibirnya saat melihat kepala dengan balutan hijab itu menempel di pundaknya.

“Kak Deka, buku yang kakak kasih ke Aya itu buku apa sih? Sirah Nabawiyah itu artinya apa kak? Aya belum baca, tapi penasaran. Bukunya lumayan tebal,” tanyanya sembari menempelkan dagu di pundak Deka.

“Sirah Nabawiyah. Kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad,” jawab Deka seadanya.

Aya mengangguk. Namun, masih terdapat satu kejanggalan yang harus ia pertanyakan.

“Kayak sejenis kisah novel gitu ya kak?” tanyanya lagi.

“Beda. Buku Sirah merupakan rekaman hidup Rasulullah mulai dari lahir hingga dewasa, serta perjuangan dan tantangan besar yang beliau lewati hingga wafat. Bersifat khusus dan dilihat  dari sumber, perincian dan tujuannya.

“Oh ngerti-ngerti. Pulang sekolah otw baca Kak, kebetulan gak ada stok bacaan.” Deka terkekeh pelan melihat keantusiansan Aya. Hatinya ikut senang mengetahui kalau istrinya sangat penurut.

“Kak Aya mau nanya lagi, boleh?”

Dibalik helm Deka mengangguk. “Boleh.”

“Aya pernah denger kata orang senyum itu ibadah, apa bener Kak? Aya mau nambah amal kalau gitu. Tiap detik senyum.” Aya terkikik geli setelah mengatakannya, kepalanya sesekali memandang lalu lalang kendaraan yang melewati mereka.

“Senyum itu emang ibadah, tapi gak harus tiap detik juga senyumnya. Yang ada lo dikira gila! Perlu diingat, senyum ibadah itu juga ada adapnya. Jangan sembarangan senyum sama orang yang gak lo kenal. Misalnya lo diculik, terus lo senyum ke penculiknya, kan keliatan dungunya.”

Deka menghela nafas lega, melirik kaca spion. Melihat reaksi gadis di belakangnya yang tampak tengah berfikir.

“Adabnya gimana?” Sudah Deka tebak, Aya akan menanyakan hal itu.

Sembari terus mempercepat kendaraan motornya, Deka memegang lilitan tangan yang bertengger di perutnya. Mengusap halus punggung tangan Aya, terasa amat dingin akibat cuaca dan pengaruh angin yang menerpa.

“Adabnya, senyum lo harus ikhlas. Senyum termasuk ke dalam sedekah. Ibaratnya gini, lo sedekah barangnya gak ikhlas, otomatis status ibadahnya juga ilang. Dengan senyum kita bisa menebar kebaikan, menjalankan salah satu sunnah Rasulullah dengan praktek langsung. Senyum itu dakwah.”

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang