13. Eva balas dendam

8.3K 298 41
                                    

Hati dan sifat asli seseorang itu tidak
bisa dilihat dari penampilan. Jika ada yang keliru dengan sikapnya, maka yang perlu disalahkan itu orangnya bukan penampilannya.

_Dekayas Arsenio Anggara_

Happy Reading^^

Jam istirahat telah tiba. Lalu lalang siswa-siswi mulai keluar dari kelas masing-masing. Melangkahkan kaki sesuai tujuan aktivitas demi menikmati waktu istirahat.

Aya dan kedua sahabatnya lebih memilih menghabiskan waktu istirahatnya dengan duduk bersantai di kursi dekat pembatas koridor. Aya yang berada di posisi tengah sontak menatap kedua sahabatnya secara bergantian. Disa dan Serin mengeryit kebingungan.

"Aya mau kasih tau kalian kalau Aya suka sama cowok," ungkapnya memulai percakapan. Binar keceriaan dalam manik mata hitamnya terlihat jelas, tersenyum sumringah penuh semangat.

Disa berdehem singkat. "Baguslah, asal jangan suka sesama gender aja," Disa malah melirik singkat ke arah Serin. Entah apa maksudnya, Serin hanya merengut. Merasa kalau tatapan itu bermaksud menyindirnya.

"Siapa emangnya?" tanya Serin menatap Aya penasaran begitu juga dengan Disa. Keduanya nampak memasang wajah serius seolah berniat menyelidiki cowok yang telah berhasil mendapatkan hati sahabatnya itu.

"Kak Deka, ketua geng delax," raut bangga ia pertunjukan setelah menyatakannya. Disa dan Serin justru beradu tatap, melebarkan mata tekejut. Sungguh tidak menyangka bahwa cowok yang ditaksir oleh Aya adalah siswa berandalan sekolah.

"Pokoknya lo harus berhenti suka sama tuh cowok, bahaya." Final Disa tak mau dibantah. Serin mengangguk menyetujui perkataan Disa. Lain halnya dengan Aya yang memasang wajah masam, tak menyukai keputusan sepihak dari sahabatnya itu.

"Bahaya apanya sih, kak Deka itu orangnya baik kok. Gak makan orang," sanggah Aya teguh pendirian. Membuat kedua sahabatnya kompak menghela nafas panjang.

"Disa benar. Deka dikenal sebagai badboy di sekolah ini, anaknya pasti nakal, suka main cewek, langganan guru bk, kamu bisa milih cowok yang lebih baik dari dia," sahut Serin menatap lekat mata Aya. Menyakinkan gadis itu untuk percaya akan perkataannya.

Aya menggeleng singkat, tidak mempercayai ucapan Serin barusan.

"Suka main cewek? Aya dapat informasi langsung dari orangnya kalau kak Deka cuma deket sama tiga perempuan yaitu bunda, adeknya dan Aya." Bantahan kali ini sukses membuat keduanya kembali melebarkan kedua mata kaget. Apa-apaan? bagaimana bisa sahabatnya itu malah mendapat posisi spesial setelah kedua perempuan tersebut.

"Sumpah! Kok bisa? cepat jelasin ke gue, lo ada hubungan apa sama Deka? Kalian pacaran ya?!" tuding Disa menatap Aya penuh selidik. Menjulurkan jari telunjuk ke arah wajah gadis itu.

"Kasih tau Kakak, kenapa kamu bisa sedeket itu sama Deka?" Serin menyela. Memandang dengan raut tanda tanya, terselip rasa cemburu jika memang benar adiknya memiliki hubungan lebih dari sekedar dekat dengan Deka. Cemburu bukan dalam artian menyukai, tetapi Serin hanya khawatir waktu bersama adiknya akan lebih banyak bersama Deka nantinya.

"Aya gak pacaran sama kak Deka. Cuma mau nikah aja hehe, kita bisa deket, karena almarhum papi jodohin aku sama dia. Katanya suruh nikah biar Aya ada yang jagain." Ungkapnya tanpa beban. Melebarkan senyum seakan perkataannya hanya makna biasa yang harus terucap.

Jodoh untuk Dekayas (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang