Bab 18 : Undangan pernikahan

187 23 2
                                    

Masih dengan membutuhkan penjelasan, Harka telah beranjak dari sana karena panggilan dari ponselnya. Membuat Aquera kembali merenung. Sampai sang ibu tiba, dan menguncang tubuhnya agar kembali tersadar.

"Kenapa melamun?" Tanga Hena.

Aquera menggeleng pelan. Lalu menatap pada ibunya yang akan duduk kembali. "Kenapa ibu lama sekali?" Tanyanya.

"Ah, ada beberapa panggilan penting. Salah satunya dari ayahmu."

"Ada masalah?"

"Tidak ada, hanya dia menanyakan berkarnya yang tertinggal. Dasar ayahmu itu sepertinya sudah mulai pikun." Balas Hena dengan gurauan di akhir.

Aquera mengangguk mengerti.

"Ah, sepertinya kamu sudah selesai makan, ibu pun sudah tak selera untuk menghabiskannya. Bagaimana kalau kita pulang sekarang?"

Aquera tak banyak cakap, dia hanya mengangguk untuk mengiyakan ucapan ibunya. Dan mereka berdua segera beranjak dan berbenah untuk pergi dari restoran tersebut.

***

Pada hari ini, adalah hari dimana Aquera dan sekeluarga akan menghadiri acara pernikahan rekan kerja ayahnya. Aquera mengenakan dress yang telah dia beli dengan ibunya 2 hari yang lalu. Dress putih polos yang simpel namun masih terlihat elegan. Aquera menyukai yang seperti itu.

Segera dia dan kedua orang tuanya pergi menuju gedung resepsi pernikahan rekan kerja ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segera dia dan kedua orang tuanya pergi menuju gedung resepsi pernikahan rekan kerja ayahnya. Dan setelah tiba disana, mereka langsung saja masuk ke dalam gedung tersebut. Banyak sekali tamu undangan yang berlalu lalang berpesta dengan senangnya dan banyak sekali hidangan. Kedatangan mereka di sambut oleh salah satu rekan kerja ayahnya Aquera yang juga menjadi tamu undangnnya, mengucapkan salam singkat hingga mereka bertiga segera menghampiri pribumi yang telah mengundang mereka.

Dapat Aquera lihat ternyata pasangan itu bukanlah pasangan muda yang pertama kali menikah, sedari awal sudah diberitahukan bahwa ini pernikahan rekan kerja ayahnya, itu berarti dia tidak jauh umurnya dengan ayahnya Aquera. Namun tetap saja, raut bahagia menghiasi wajah kedua pasangan tersebut. Sampai mereka mengucapkan selamat pada pasangan berbahagia itu.

"Wah, ini anak gadismu, John?" Tanya pengantin pria tersebut kepada ayah Aquera, pria itu mengagumi anak gadis rekan kerjanya yaitu Aquera. "Cantik sekali mirip ibunya."

John meringis saat rekan kerjanya itu memuji istri dan anaknya, alih-alih merasa bangga, dia malah terlihat jengkel karena dihadapannya ini termasuk golongan pria hidung belang.

Sedangkan Aquera hanya tersenyum tersipu malu.

Setelah mereka memberikan selamat, satu keluarga itu turun dan mencari tempat duduk untuk menyantap hidangan mereka dengan obrolan sesama karyawan perusahaan lainnya. Mereka mengobrol dengan sedikit candaan yang sekali-kali mengarah pada Aquera. Ada beberapa pertanyaan yang juga harus dijawab oleh Aquera, karena tidak sopan jika dia mengabaikannya.

I'm (not) MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang