Bab 15 : Kisah masa lalu

190 16 0
                                    

Aquera mendesah kecewa saat tidak menemukan sebuah sticky notes di dalam kotak berisikan perlengkapan sekolahnya dulu. Sebenarnya itu tidak terlalu penting hanya saja dia ingin mengenang masa SMA yang tidak seberapa itu. Akhirnya dia pun memutuskan untuk kembali menyimpan kotak itu ke dalam gudang.

Saat berjalan menuju gudang yang berada tepat di bawah tangga rumahnya, Aquera berpapasan dengan sang ibu yang hendak menghampirinya di lantai dua.

"Eh? Udah ketemu suratnya?" Tanya Hena yang berada tepat di ujung bawah tangga.

"Tidak ada suratnya. Mungkin sudah aku buang waktu itu atau aku simpan di tempat lain, tapi aku tidak ingat."

Hena hanya diam, dia memperhatikan Aquera yang mulai masuk ke dalam gudang tersebut.

Di dalam gudang Aquera meletakan kotak itu di tempatnya semula. Sebelum kembali keluar dari gudang tersebut, Aquera melihat-lihat beberapa kotak lain yang tidak dia tahu isinya apa, namun dia tidak penasaran untuk membuka kotak tersebut. Akhirnya Aquera keluar dari gudang tersebut.

"Ibu tadi laptopku ada dimana?" Tanya Aquera yang melihat ibunya berjalan menuju dapur.

"Ada di meja ruang telefisi." Jawab sang ibu tanpa menghentikan langkahnya.

Aquera pun segera berjalan menuju ruang telefisi atau ruang keluarga itu. Duduk di sofa yang ada di sana, menarik laptop yang berada di meja tepat di samping sofa tersebut. Saat hendak membuka layar laptop miliknya, tangannya berhenti, dan mendapatkan ide untuk menelpon Teresa.

Dia pun beranjak sambil membawa laptopnya itu menuju kamarnya, handphonenya dia letakan tadi di kamarnya.

Setelah di kamar Aquera meletakan laptopnya di atas meja belajar dan meraih handphone yang berada tepat di sisi kanan laptop tersebut.

"Hallo Teresa?" Sapa Aquera setelah panggilannya tersambung dengan Teresa yang berada di sana.

"Hallo Ra, ada apa?" Tanya Teresa. Terdengar gadis di sebrang sana itu sedang mengunyah sesuatu.

"Kamu sedang apa sekarang?" Aquera berjalan menuju kasurnya.

"Biasa, nonton drama. Kenapa emang?"

Aquera duduk di atas kasurnya. "Kamu. Bukannya mengerjakan skripsi."

"Hoho. Tenang aja, Ra. Itu ma gampang. Lu lagi ngapain emang?"

"Aku sedang tidak ngapa-ngapain. Sekarang ini ada yang mau aku tanyain ke kamu."

"Hm nanya apa?"

"Kamu ingat tidak waktu SMA aku pernah nanya kamu inisial cowo. Tapi kamu tidak tahu. Nah, inisial yang aku sebut itu apa ya?" Aquera menggigit kukunya, berharap kalau Teresa bisa ingat.

Tidak ada jawaban untuk beberapa saat, hanya suara krauk-krauk yang terdengar. Sampai Teresa kembali berbicara. "Hm. Gue lupa."

Aquera menghela nafasnya kecewa.

"Kenapa emang, Ra?"

"Tidak kenapa-kenapa. Yaudah deh, Ra. Tidak apa-apa."

"Sorry, ya Ra. Soalnya itu udah lama banget. Gue gak inget."

"Iya tidak apa-apa. Aku saja tidak ingat, apalagi kamu. Yasudah aku tutup dulu. Kamu jangan terlalu sering nonton drama, kamu selesaikan skripsi kamu biar cepat sidang terus wisuda."

"Oke, mama."

Aquera tertawa saat panggilan itu diputus oleh dirinya sendiri. Menyimpan handphonenya itu di atas nakas, lalu bangkit untuk pergi ke kamar mandi. Karena sebenarnya dia belum mandi sedari pagi.

I'm (not) MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang