Waktu terus berjalan seperti semestinya, begitu pun Aquera terus melewati hari-harinya di Korea seperti sebelumnya. Meski ada beberapa kebiasaan baru yang dia lakukan setelah kembali dari tanah kelahirannya yaitu selalu datang ke cafe hanya untuk bersantai maupun mengerjakan tugas kuliahnya, dan selalu membuka akun sosial medianya hanya untuk melihat postingan postingan yang di unggah oleh seseorang disana.
Entah kenapa akhir-akhir ini Erlangga lebih sering memposting keseharian Aluka di media sosialnya. Padahal sebelumnya pria itu lebih banyak memposting cafenya dan ke aestetikan di dalamnya.
Namun, apapun alasannya, Aquera jadi sangat senang. Dia jadi tau peristiwa-peristiwa apa yang sedang dialami Aluka disana.
Seperti saat ini, Aquera sedang duduk di salah satu kursi dalam cafe yang akhir-akhir ini dia datangi. Menurutnya cafe ini hampir mirip dengan cafe Erlangga, suasananya dan juga pemandangan di luarnya yang merupakan sebuah taman yang selalu dikunjungi orang-orang sekitar.
Aquera tergelak tawa saat melihat postingan Erlangga. Saat itu Erlangga sedang membantu Aluka mencabut gigi susunya. Aquera tak habis pikir bagaimana mungkin pria itu tega mengambil gambar anaknya disaat Alukanya itu sedang menangis setelah giginya berhasil terlepas.
Ibu jari Aquera bergerak untuk melihat beberapa media yang diposting berbarengan dengan postingan tersebut. Dan untuk media berikutnya disana terdapat video pendek.
"Ayah, bagaimana kalau ini tak tumbuh lagi." Rengek Aluka pasca dicabut giginya.
"Kan kamu sendiri yang ingin gigimu dicabut karena goyang. Nanti resikonya di tanggung sendiri."
"AYAH!! Ayah jahat sekali."
Erlangga tertawa lalu meraih tubuh anaknya itu yang sudah menangis kembali. "Giginya pasti akan tumbuh lagi, malah lebih kuat dan tidak mudah goyang seperti gigi susumu yang ini. Jadi Aluka harus sering gosok gigi supaya gigi-gigi Aluka terawat dan bersih dari kuman."
Video itu selesai. Aquera tak mengetahui bagaimana respon Aluka setelahnya, namun sepertinya Aluka pasti akan mengerti dan berhenti menangis. Anak itu sangat pintar, menurutnya.
Aquera kembali memutar video tadi karena menurutnya itu lucu. Hingga sebuah notifikasi merengut atensinya. Aquera segera membuka notifikasi tersebut dari seseorang di akun media sosialnya itu.
Pesan itu dari Genaya, akhir-akhir ini juga Aquera jadi sering bertukar kabar dengan gadis itu.
"Kak, sekarang aku dan Aluka pergi mengunjungi ibu Hena, ibunya kakak. Aluka katanya ingin bertemu dengan neneknya."
"Heh? Kenapa Aluka bisa menganggap ibu sebagai neneknya?"
"Ya karena kakak adalah Mamanya."
Aquera terkekeh membacanya, dia menganggap Genaya hanya sedang bercanda. Setelah itu Genaya mengirimkan foto kepadanya setelah beberapa saat tak ada balasan lagi.
Dalam foto tersebut terlihat Aluka sedang berusaha menambahkan daun bawang ke dalam masakan yang sudah disiapkan oleh ibu Aquera. Rupanya mereka sedang masak-masak. Aquera kembali terkekeh melihatnya.
Sambil menunggu balasan dari Genaya, Aquera jadi penasaran dengan profil gadis itu. Rupanya gadis itu memiliki banyak followers. Itu tentu saja karena Genaya merupakan gadis yang populer karena kecantikan dan keceriaannya.
Dalam setiap profil media sosial seseorang pasti akan ada bentuk tanda orang dan juga plus yang dapat membuat kita bisa melihat beberapa akun yang mungkin kita kenali. Begitu juga yang saat ini terjadi, Aquera jadi melihat-lihat dan berpikir mungkin saja ada akun yang dia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) MAMA
Fiksi RemajaAquera mengambil cuti kuliahnya di luar negri untuk pulang ke rumah. Saat berkumpul dengan temannya di sebuah cafee, saat itu ada seorang anak kecil berusia 5 tahunan yang berlari ke arahnya dan memanggilnya dengan sebutan "Mama!" Jelas saja dia ter...