Yeri sangat antusias saat menjemput Aquera di bandara, bahkan dia melompat-lompat untuk segera menyambut pelukan dari Aquera.
"Kenapa kau antusias seperti ini?" Tanya Aquera, mengusak kepala Yeri gemas. Yang di usak hanya tertawa-tawa, dia bagaikan anak kucing yang bertemu dengan induknya.
"Pertama kalinya kakak meninggalkanku, dan pertama kalinya kita bertemu usai rindu." Tak bohong Yeri mengatakan hal itu, selama di Korea dia selalu ingin bersama Aquera, dan karena Aquera tidak pernah pulang sebelumnya membuatnya tidak pernah terpisahkan dengan Aquera. Saat pertemuan setelah satu bulan tak berjumpa, rasanya sangat menggelitik di perut dan ingin segera bertemu muka.
"Yasudah kita segera pergi dari sini." Mereka pun segera pergi dari bandara tersebut menaiki taxi.
"Ne. Apa kakak membawa oleh-oleh untukku?"
Aquera melirik wajah antusias dari Yeri. "Ah! Aku meninggalkannya di rumah." Wajah antusias Yeri kemudian menciut, bagaikan kembang yang layu. Karena itu Aquera tak sanggup untuk membohonginya lagi. "Aku bercanda, itu ada. Tenang saja." Segera wajah itu kembali berubah secara drastis.
"Aku menunggumu untuk itu."
"Heh, ternyata begitu, kau bukannya merindukan aku?" Tanya Aquera sedikit sebal.
"Aku bercanda." Dan kini Yeri malah balik bercanda. Namun, Aquera tahu itu, dia hanya tertawa melihat Yeri yang saat ini tertawa sambil merangkul lengannya.
***
"Aku ingin melihat foto-foto yang kau ambil saat di sana." Ujar Seulgi salah satu teman kamar Aquera, wanita itu lebih tua darinya dan saat ini sedang mengambil S2. Aquera sangat mengagumi wanita itu karena kepintarannya.
[Kalian tidak perlu diberi tahu visual dari Yeri dan Seulgi karena sudah pasti tahu]
"Aku juga ingin lihat." Kini Yeri yang berbicara, kedua wanita itu sedang mendesak Aquera untuk menceritakan setiap kejadian yang dia lalui saat pulang kampung. Aquera berpikir mereka seakan akan membuatnya menjadi sebuah cerita novel saja. Namun, dia tak keberatan untuk menceritakan hal-hal yang dia alami selama di Indonesia.
Aquera mengeluarkan handphonenya, wallpaper lockscreennya saja sudah menampilkan foto dirinya dan Aluka yang membuat kedua wanita itu penasaran.
"Wah apa anak ini yang kau unggah di sosial mediamu?" Tanya Seulgi, dia bahkan merebut ponsel itu dari genggaman Aquera.
"Aku juga ingin lihat." Rengek Yeri, ponsel itu kemudian diserahkan kepada Yeri. "Sudah aku bilang bukan, dia mirip denganmu."
Aquera mengerutkan keningnya, dia merebut kembali ponsel miliknya. "Mirip apanya." Kemudian dia membuka galery di handphonenya itu. Saat melihat fotonya dengan Aluka yang sedang memakan eskrim, dirinya tersenyum dan rindu kepada anak kecil itu. Mungkin nanti dia akan bertemu dengan anak itu lagi namun sudah tidak akan sekecil ini, Aluka akan terus tumbuh sampai Aquera kembali pulang dan dapat bertemu dengannya. Rasanya sedih juga karena jangka waktu dari sekarang hingga dia lulus kuliah itu tidak sebentar.
"Apa dia anakmu?" Tanya Seulgi membuat lamunan Aquera buyar.
Aquera tertawa menanggapinya. "Iya dia anakku, dia bahkan memanggilku mama."
Yeri dan Seulgi langsung saja terkejut. Aquera menjadi bingung. "Aku hanya bercanda, kenapa kalian terlihat mempercayainya?"
Yeri dan Seulgi saling berpandang. "Tentu saja kami akan percaya, sudah aku bilang dia mirip denganmu." Ujar Yeri, dia bahkan menzoom mata Aquera dan Aluka secara bergantian. "Lihat ini, apa kakak tidak sadar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) MAMA
Novela JuvenilAquera mengambil cuti kuliahnya di luar negri untuk pulang ke rumah. Saat berkumpul dengan temannya di sebuah cafee, saat itu ada seorang anak kecil berusia 5 tahunan yang berlari ke arahnya dan memanggilnya dengan sebutan "Mama!" Jelas saja dia ter...