Bab 10 : Mall

152 16 0
                                    

Aquera, Teresa dan Inggit sedang berada di rumah Teresa. Mereka sedang berkumpul karena katanya Teresa terlalu cape mengurus skripsiannya.

"Ra, kok bisa anaknya si Erlangga deket banget ke lu sih?" Tanya Teresa mengambil topik mengenai postingan instagram Aquera. Kemarin wanita itu memposting fotonya dengan Aluka saat anak itu datang ke rumahnya, padahal Aquera jarang sekali upload foto wajahnya sendiri.

"Hm. Aluka kemarin datang ke rumah nangis-nangis." Balas Aquera seraya mengupas cangkang kuaci dengan giginya.

"Awas lu kepincut sama bapaknya." Ucap Teresa ngasal yang berhasil membuat Aquera tersedak biji kuaci yang sedang dia kunyah.

"Jangan asal ngomong kamu, Sa." Padahal emang udah kepincut. Mau bagaimana lagi sih orang Erlangga tipe dia banget. Tapi Aquera sering bingung ke teman-temannya ini, terutama pada Teresa. Padahal wanita itu tau Erlangga punya istri, tapi masih suka menggodanya.

Mereka kembali fokus pada film yang sedang berjalan di depan mereka. Sampai Teresa malah mematikan layar itu yang tadinya menyiarkan film menjadi hitam.

"Kamu kenapa sih, Sa?!" Kesal Aquera sampai membuat Inggit yang tadi sedang tidur kebangun.

Teresa melompat dari atas kasur. "Kita pergi ke mall." Itu bukan ajakan, tapi sebuah perintah.

"Mau ngapain sih. Mending nonton lagi aja." Gumam Inggit masih setengah sadar.

"Alah lu, dari tadi cuman tidur juga." Teresa memukul Inggit menggunakan bantal yang sedari tadi dia pegang. "Kita jalan-jalan, bosen nih mana film nya gak seru lagi."

"Tidak seru apanya, aku sedang menikmati itu film." Kesal Aquera tidak terima padahal dia sedari tadi fokus pada filmnya, kenapa Teresa bisa-bisanya mengatakan film itu membosankan. "Emang kamu mau beli apa nanti?"

"Oh iya." Teresa mengambil handphonenya yang tergeletak di atas kasur lalu membuka dan mencari sesuatu yang ingin dia lihat pada Aquera. "Ini loh, gue mau cari jam tangan buat pacar gue."

Aquera melihat dengan seksama foto sebuah jam tangan ternama yang Teresa perlihatkan dari internet. Memang kekasih Teresa sebentar lagi akan berulang tahun, dan dari tadi pun wanita itu sibuk dengan ponselnya untuk memikirkan hadiah apa yang akan dia beri pada Kei.

Akhirnya Aquera menyetujuinya, dia tidak tega untuk menolak ajakan Teresa, padahal wanita itu sudah sangat berantusias. "Yasudah, kamu segera ganti baju, kamu tidak mungkin ke mall hanya pakai hotpan dan croptop saja bukan?" Tapi, ingatkan Aquera bahwa Teresa itu gila, dia pasti akan melakukan itu.

"Gak papa. Gue tinggal tambah pakai outer doang." Kan, apa Aquera bilang. "Sebentar, gue cuci muka dulu."

Teresa pergi ke kamar mandi, sedangkan Inggit sudah kembali tertidur. Aquera akhirnya mencoba membangunkan wanita itu kembali.

"Inggit, ayo bangun. Kamu tidak mau di siram air dingin sama Teresa, bukan?"

Inggit mengeram kesal, dia sangat mengantuk tidak kuat. "Sialan. Teresa." Akhirnya wanita itu bangun, dan beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Berpas-pasan dengan Teresa yang keluar dari kamar mandi. "Awas lu."

"Ck. Apasih marah-marah mulu jadi orang." Namun Inggit tak mendengarkannya, wanita itu langsung menutup pintu kamar mandi dengan keras.

Teresa berjalan menuju meja riasnya untuk memberi riasan ringan di wajahnya. "Ra muka gue berubah gak sih dari jaman SMA?" Tanyanya pada Aquera sambil memerhatikan wajahnya dari pantulan cermin.

Aquera yang sedang melipat selimut pun teralihkan oleh pertanyaan Teresa tadi. Dia lalu melihat ke arah wajah Teresa. "Iyalah, lebih cantik, lebih dewasa, lebih matang." Balasnya ringan karena memang itu kenyataan. Membuat Teresa tersipu malu.

I'm (not) MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang