CHAPTER 1

102K 3.6K 551
                                    

*Sebelum baca SECOND, kalian bisa lebih dulu baca SLUT dan SENSATION. Sebab mereka berseries, saling terhubung satu sama lain.*

****

Yah, beginilah kehidupan.

Maksudnya kehidupan Pak Dosen kita, Delvecchio Elder Taylor.

Malamnya berpesta, minum-minum, having sex, menikmati hidupnya yang bebas dan menjadi bajingan kelamin. Lalu ketika matahari muncul kepermukaan, tiba-tiba ia menjelma menjadi seorang Dosen yang terhormat, berwibawa, disegani dan memiliki etika yang begitu bermoral.

Bukankah topeng yang ia gunakan sangat luar biasa? Tidak perlu heran, kita semua pun memakai topeng.

"Selamat pagi, Pak."

"Pagi."

Jalannya tegak, matanya lurus menatap ke depan, sambil memegang tas tentengnya yang berisikan macbook juga beberapa buku-buku materi, Elder membalas setiap sapaan mahasiswa dengan suara yang stabil.

Padahal, nyatanya ia sedang menahan pening. Efek minuman yang ditenggaknya semalam masih belum hilang sempurna. Kepalanya masih pusing, semakin pusing lagi karena ia terbangun 20 menit sebelum jam mengajar.

Tidak sempat mandi. Ia hanya mencuci muka, menggosok gigi, membasahkan rambutnya sedikit, dan dengan sentuhan pakaian yang licin juga rapi, seketika ia telah berubah dari yang tadinya pria bajingan berpakaian kekurangan bahan menjadi Dosen tampan karismatik.

Tidak lupa ia juga memakai kaca mata beningnya. Selain berguna membuatnya lebih berwibawa, itu juga berguna untuk menyamarkan sedikit mata berat sayu-sayunya karena sisa efek alkohol tiap kali habis minum-minum. Sangat membantu.

The University of Chicago, universitas swasta yang terletak di tepi danau Michigan dan Chicago Loop di kota Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Di sinilah Delvecchio Elder Taylor mengajar, salah satu kampus yang memasuki peringkat 10 besar kampus terbaik di dunia.

Sebagai Dosen matematika, Elder fokus mengajar pada mata kuliah pokok Matematika dan Ekonomi. Benar, begitu luar biasanya otak pria ini, cerdas namun tolol juga. Jika sudah diperhadapkan dengan lubang enak, otak cerdasnya yang ia dapatkan dari Kenneth dan Ruby, juga hasil berkuliahnya hingga ke jenjang Doctorate, seketika langsung menghilang.

Ternyata benar. Peluang, uang, lubang. Tiga hal yang selalu dicari oleh pria-pria normal. Termasuk Elder sendiri. Pertama, mereka mencari peluang, peluang untuk mendapatkan uang. Setelah mendapatkan uang, mereka lalu mencari lubang. Begitulah sistemnya bekerja. Oh dunia.

Walau mungkin di rumah mereka sudah memiliki lubang sah, para pria-pria gatal akan tetap mencari lubang-lubang lain di luar rumah karena mereka memiliki peluang dan uang. Memang tidak semua, tetapi dominan pria memang seperti itu. Oh laki-laki.

Tidak adakah hukum penggal batang untuk pria-pria serta suami-suami yang berselingkuh dan hobi bermain lubang? Harusnya hukum seperti itu diadakan dan diwajibkan.

Bicara soal batang, usai jam mengajarnya Elder lalu pergi ke kamar mandi di ruangannya. Di depan kloset ia berdiri, membuka kancing celana juga ritsleting, kemudian mengeluarkan batangnya yang dia genggam saat kencing.

Harus digenggam, jika tidak akan melenceng ke sana dan ke sini seperti selang air.

"Ck. Sialan, dia membuat kepala adikku lecet," gumam Elder pelan. Menahan perih saat mencuci kejantanannya yang lecet di bagian kepala.

Perempuan semalam terlalu asyik mengulum sampai tidak sadar giginya telah melukai kepala mulus adik tampan Elder. Untungnya hanya lecet kecil, tapi tetap saja perih jika terkena air. Padahal malam ini Elder ada janji makan malam dengan salah satu mahasiswi.

SECONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang