CHAPTER 14

31.3K 2.1K 324
                                    

Selamat meramaikan 🌹

****

"Hoh, shit! Christy oh fffuckh!"

Kencang Elder meremas rambutnya sendiri. Napasnya memburu gelisah, pusing melihat bagaimana Christy menggerakkan bokongnya lincah, mengulak aduhai di atasnya, sudah terlatih dengan baik.

"Suka, um? Begini?" tanya Christy. Sengaja lebih memancing gairah Elder.

Semakin lincah Christy bergerak, memegang perut keras Elder sambil ia pacu bokongnya menggeliat indah, melahap-lahapi batang Elder sampai dosen itu mengerang tidak tahan.

Smirk panas Elder tercipta. Ia lantas duduk lalu mendorong Christy sampai jatuh berbaring. Buru-buru ia angkat kedua kaki Christy ke pundaknya, memasukkan batangnya kemudian Elder entak cepat-cepat.

Mereka terkekeh nakal. Elder hunjam ribut sambil dia remasi dua-duanya payudara Christy, remas dan entakkannya semakin kuat cepat sampai-sampai Christy tak dapat lagi mendesah.

Mulut perempuan itu terbuka, ia pandangi Elder sayu-sayu, menerima entakkan Elder yang penuh tenaga membuatnya kian bergairah.

Elder mendesah lepas, rahangnya nengencang, terus mendorong cepat lalu tiba-tiba Christy berbalik badan. Ia menungging, membuka kakinya lebar kemudian Elder masukkan kembali batangnya melantak laju dari belakang.

Ribut, Christy regangkan otot vaginanya menerima sodokan gagah Elder. Saat Elder mulai lelah lalu berdiam diri, gantian Christy yang kini menggerakkan lagi pinggulnya.

Ia bergerak maju mundur sambil menengok ke belakang, melihat Elder tengah menggigit bibir dan memperhatikan batangnya termakan-makan oleh lubang longgar Christy.

Mereka memang penuh gaya tiap kali bercinta. Semua gaya harus digunakan agar lebih panas dan berlangsung estetik.

Saat Elder seketika mendesah berat lebih gelisah dan kacau, Christy mengurangi laju pompanya, sama-sama mendesah kemudian Elder cabut batangnya cepat sebelum terlambat. Elder letakkan cagak kerasnya itu di atas bokong Christy, mengeluarkan pejuh bangsatnya dengan banyak di situ, tak ingin benih-benihnya berubah menjadi anak manusia.

Setelahnya mereka terkekeh puas. Christy pun sudah lebih dulu Elder buat squirting sebelum barusan ia sampai pada puncak. Ia mendahului kepuasan Christy karena ia pun tahu perempuan itu tidak akan puas jika dirinya tidak sampai muncrat.

"Argh! Huft!" Elder jatuh merebah di kasur. Disusul oleh Christy yang langsung berbaring di sebelah si dosen, memeluk kekasihnya mesra.

Tenang saja, pejuh amis Elder barusan sudah Christy bersihkan memakai tissue.

"Kau semakin lincah. Siapa yang mengajarimu, um?" Christy tertawa, merasa geli karena Elder mengecup pipinya berkali-kali, menggesek-gesekkan bakal janggutnya yang menghitam ke pipi Christy dan perempuan itu semakin tertawa geli.

Mereka lalu berpelukan, mesra. Mulai membahas mengenai di mana nanti mereka tinggal menetap setelah menikah, usaha apa yang akan Christy buat, dan apakah mereka akan memiliki dua atau tiga anak. Pembahasan normal sebagaimana pasangan bahagia yang akan segera menikah.

Tidak lama kemudian, Elder melirik arloji yang bertengger di lengannya, melihat jika telah pukul setengah dua malam. Yang artinya ia harus segera memulangkan Christy lalu pergi menemui Joan karena ia sudah berjanji untuk itu.

Walaupun Joan tentu pasti tak mengharapkan pria itu datang.

Masih sambil memeluk Christy yang melekat mesra di dadanya, Elder meraih ponselnya pada nakas di samping ranjang mereka. Ia melihat satu pesan Joan yang dari tadi belum dibaca, pesan Joan yang masuk dari sekitar satu setengah jam yang lalu.

SECONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang