CHAPTER 7

36.7K 2.3K 524
                                    

Gagal di percobaan pertama saat mengajak Joan jalan-jalan kala itu, malam ini sekali lagi Elder akan mencobanya.

Pokoknya pantang mundur sebelum rasa penasarannya terbayarkan. Pantang menyerah sebelum Joan dapat ia luluhkan bagaimanapun caranya.

Memang sudah niat Elder untuk mengajak Joan keluar di malam ini, maka dari itu ia tak langsung pulang ke apartment setelah mobilnya selesai dicuci tadi. Alih-alih pulang, Elder lantas pergi mendatangi Todorov, pergi ke rumah adiknya yang tidak jauh dari bengkel.

Sekarang di depan rumah mereka duduk bersama. Sambil memakan pizza Elder sibuk membokar-bokar akun instagram Joan. Semua foto-foto Joan dia screenshot, memberi boom like, dan melihat juga semua highlight wanita itu.

"Kau dengar dari mana dia lesbian?" tanya Elder. Menggigit pizzanya lagi dan sesekali dia tersenyum saat melihat foto-foto lama Joan. Ternyata perempuan itu suka berfoto, dan stylenya memang keren.

"Aku lupa dari mana. Tapi memang sempat kudengar kalau dia seorang lesbian. Hanya saja aku tak pernah melihatnya secara langsung," sahut Todorov. Sudah malam pun dia masih bermain dengan mesin-mesin mobil. Di bawah lampu terang ia mengutak-atik mesin mobil modifikasi miliknya.

"Aku tidak percaya. Dan jika memang dia lesbian, akan kubuat dia kembali ke jalur yang benar," ujar Elder. Yang mereka maksud dan bicarakan di sini adalah Joan Rue.

Todorov bilang kalau Joan seorang lesbian, dia pernah mendengar rumor itu.

"Ah... benar, aku mengingatnya," celetuk Todorov tanpa menoleh. Masih sibuk mengutak-atik mesin.

"Apa?" Elder menguyah pizzanya lamban-lamban. Tak bisa lepas matanya dari akun instagram Joan. Cantik, batin pria itu berkali-kali, memuji si galak.

Todorov menutup kap mobil, mengelap tangan dengan kain lalu mendekati Elder. Menarik satu kursi, mencomot sepotong pizza dan dia makan seraya mengangkat satu kaki ke kursi.

"Apa yang kau ingat?" sambar Elder penasaran.

Todorov mengunyah dulu. "Waktu itu dia datang memperbaiki mobilnya di bengkelku. Setelah dia tinggalkan mobilnya dan pergi, ada salah satu pemuda, anak kompleks sini juga." Todorov bercerita, santai.

"Aku ingat pemuda itu bilang, lesbian terkeren yang pernah kulihat secara nyata, katanya sambil kulihat dia melirik Joan menjauh. Lalu kuingat Dane—karyawanku bertanya, dia lesbian?" urai Todorov. Menceritakan yang diingatnya. Cara berbicaranya penuh ekspresi, membuat ceritanya enak didengarkan.

"Pemuda itu bilang begitu?" Elder melihat Todorov yang mengunyah.

Todorov mengangguk kemudian mengedikkan bahu. "Tapi entahlah, aku juga tidak tahu pasti. Coba saja kau dekati dia pelan-pelan," katanya.

"Pelan-pelan? Hah, akan kudekati dia secara brutal," sahut Elder optimis.

Bagusnya Elder adalah, bukan hanya batangnya yang besar, tapi semangatnya juga. Seperti singkongnya yang tak pernah lelah menyodok sana-sini, semangat Elder pun tak pernah lelah dan putus dalam mengejar apa pun yang dia inginkan.

Jujur jadi bingung, harus dicontoh atau tidak.

"Aku mandi dulu. Sudah pukul tujuh." Sebelum masuk ke dalam, Todorov mengambil lagi satu potong pizza.

"Habiskan pizzanya, aku ingin pergi."

"Ke mana?" tanya Todorov dari dalam. Sudah agak jauh.

Elder menyisipkan ponselnya ke saku celana. "Mengajak si lesbian jalan-jalan. Akan kubuat dia kembali ke jalur kebenaran."

"Ingat kataku, hati-hati. Dia pernah membuat seorang lelaki patah hidung dan koma dua hari di rumah sakit," teriak Todorov dari dalam. Sedang membuka pakaian lalu meraih handuk.

SECONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang