Dua minggu berlalu ....
Ada yang aneh. Joan merasa ada yang kurang dari hari-harinya selama dua minggu belakangan ini.
Seperti ada sesuatu yang janggal namun Joan tak tahu apa. Setelah perempuan tomboy cantik itu mencaritahu dan menyelidiki lebih dalam, rupanya Elder-lah yang membuatnya merasa demikian.
Elder yang selalu mengganggu ketenangannya, mengusik kenyamanannya, selalu mencari gara-gara dengannya, mendekatinya secara ugal-ugalan, ketika pria itu berhenti melakukan semua itu, Joan seketika merasa ada keanehan, ada yang kurang dari hari-harinya.
Dua minggu sudah Elder sama sekali tak menghubungi Joan. Tak memunculkan batang hidungnya di depan Joan, atau mengirim pesan pun sama sekali tidak selama dua minggu ini.
Ada apa dengan lelaki itu? Apa dia masih hidup? Ke mana dia?
Pertanyaan-pertanyaan serupa mulai memenuhi kepala Joan. Ia bertanya-tanya sendiri mengenai kabar Elder yang seketika menghilang bagai ditelan lempengan setelah pria itu secara brutal mencoba mendekatinya.
"Selamat malam, Sayang. Sudah makan malam?"
"Belum."
"Belum? Kenapa? Mau kupesankan?"
"Tidak perlu."
"Okay. Jadi bagaimana hari ini? Pencucianmu ramai?"
Joan membuka roomchatnya bersama Elder. Pesan terakhir Elder di dua minggu lalu tidak dia balas, dan pria itu pun tidak pernah lagi mengirimkannya pesan gangguan lainnya.
"Apa dia sudah mati?" monolog Joan. Baru saja menyelesaikan cucian mobilnya, duduk pada kursi kayu panjang lalu di situlah ia membaca ulang semua obrolannya bersama Elder, di roomchat mereka yang sekarang sudah sesepi kuburan.
Belum lama Joan duduk, suara garang mesin mobil Todorov mengalihkan pandangan Joan beserta dua orang pekerja wanita itu. Kompak mereka semua melihat kepada Todorov yang muncul dengan mobilnya.
Todorov turun dari mobil. Masih memakai pakaian kerjanya di bengkel yang penuh oli.
"Eyow wassup." Todorov menyapa, sudah mengenal para pekerja Joan. Sambil mencuci mobil para pekerja Joan membalas dengan memberi hormat dua jari.
"Bisa tolong mandikan kekasihku? Dia baru saja pulih dari sakitnya," kata Todorov. Mendekati Joan sambil membakar sebatang rokok.
Todorov lalu melempar bungkus rokok serta pemantiknya kepada Joan yang langsung perempuan itu tangkap. Joan bersmirk, membakar juga sebatang rokok milik Todorov.
"Kau mengganti warnanya?" tanya Joan saat Todorov sudah duduk di sebelahnya seraya mengangkat satu kaki.
"Yep. Sekalian kuganti kap depannya," jawab Todorov. Ia amati mobilnya yang ia sebut kekasih barusan.
Joan manggut-manggut. Mobil Todorov sangat keren, ia bahkan begitu tertarik untuk membeli mobil itu andai saja Todorov berminat menjualnya.
"Biar kucuci." Joan berdiri, dia gigit rokoknya di sudut bibir.
Sambil bermain ponsel Todorov menunggu Joan membersihkan mobilnya. Tiba-tiba Todorov memotret Joan memakai kamera ponsel dan suara potretnya terdengar sampai wanita itu.
Satu alis Joan terangkat, sejenak ia berhenti dari aktivitas mencucinya dan melirik Todorov.
Bontot dari tiga bersaudara itu tertawa rendah ditatapi dengan galak. "Aku sedang mengobrol bersama Elder di whatsapp. Kukatakan aku sedang mencuci mobil di pencucianmu dan dia memintaku untuk memotretmu sekali," jelas Todorov seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND
RomanceFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 21+ || ADULT ROMANCE She said : ❝Sebab bagi mereka yang terhormat dan bermartabat, dalam mencintai pun harus setara.❞ He said : ❝Segala perbedaan akan kalah telak pada hebatnya cinta yang tak...