15. Maid clothes

17.3K 804 26
                                    

Marsel dan Javino hari ini akan berbelanja kebutuhan dirumah, sekaligus menghabiskan waktu bersama diluar. Sesekali menghirup udara segar diluar rumah.

"Ayo cepat, Javino. Saya akan menyiapkan baju kamu."

Marsel melakukan hal itu bukan berarti ia perhatian dengan Javino, tetapi karena ia sudah muak menunggu Javino yang masih membersihkan wajahnya usai menggunakan masker wajah.

"Iya iya, samain aja sama mas warnanya," Javino berlari menuju kamar mandi dan tak lama rintikan air terdengar dari kamar mandi.

Marselpun berjalan menuju walk in closet, berniat untuk mengambilkan pakaian Javino yang sama dengan pakaiannya.

Lemarinya dan lemari Javino berbeda, karena lebih banyak pakaian Javino ketimbang dirinya.

Marsel membuka lemari pertama Javino, hanya ada baju kebesaran Javino dan baju crop. Aneh sekali, Marsel tak pernah melihat Javino menggunakan baju pendek diatas pusar ini. Ditambah juga dengan celana diatas lutut yang dipastikan jika Javino menggunakan celana itu bokongnya akan tercetak jelas.

Bahkan disaat seperti ini Marsel masih berfikir mesum.

Lanjut ke lemari kedua, Marsel menggumamkan kata 'wah' dengan nada tak percayanya. Bagaimana bisa Javino menyimpan sebagian kemejanya didalam lemarinya? Dan ada juga celana panjang dan celana bahan Javino yang cukup banyak.

Lemari ketiga dan terakhir, berisikan baju yang─ errr kurang bahan?

Banyak baju seperti jaring, rok mini, dan─

Marsel membuka kotak kado yang seingatnya waktu itu Javino yang membuka kotak tersebut.

"Bagus juga," Marsel menyeringai.

Ia meraih kertas yang menyempil dipinggir kotak merah maron itu.

javino synkkk :333
slmt nikah y, smg lukh sm mz marselx pnjnk uwmur, cpt punyah anaq 100. langgenk truz smpai jembutz lukh putih ♡♡

[tertanda hevan]
-hevan braminto synk km

Marsel berdecak pelan saat membaca surat itu, ada rasa menyesal karena telah membaca surat dari teman Javino.

Cklek..

"Mas? Lama banget?" Javino berjalan menghampiri Marsel.

Marsel berbalik dan menatap Javino juga, "Pakailah ini jika kita bercinta nanti. Atau sekarang?"

Shit. Wajah Javino memerah malu.

Hevan sialan.

.

.

.

.

Kini Marsel dan Javino tengah memutari seisi pusat perbelanjaan dikota mereka. Javino mendorong trolley nya kesana kemari, Marsel bahkan hanya mengikutinya dari belakang.

"Beli daging yang banyak sekalian gapapa kan mas? Buat stok dirumah sekalian," Tanya Javino. Sedangkan Marsel hanya berdehem.

Javino terus memutari dan mencari sayur-sayuran dan buah-buahan, hingga pada bagian buah-buahan, Marsel cukup tertarik untuk membeli kesayangannya.

"Semangkanya empat buah." Ujar Marsel pada Javino.

Javino sontak menoleh, hidung keduanya hampir saja bersentuhan.

"Eh?!" Javino memejamkan mata sejenak. "Banyak banget? Suka banget sama semangka ya?" Tanya Javino setelahnya.

Namun lagi-lagi Marsel hanya memberikan deheman, Javino juga tak ambil pusing. Dirinya memasukkan buah-buahan yang sudah ditimbang dan dikemas, setelahnya Marsel dan Javino memutuskan untuk membayar belanjaan mereka terlebih dahulu.

Setelah membayar, Marsel memerintah bawahannya untuk membawakan belanjaan mereka ke mobil. Karena Javino meminta untuk membeli beberapa pakaian baru dan skincare untuknya.

Lagipula Marsel tak mempermasalahkan hal itu, jadi Javino fine-fine saja.

"Mas, ini bagus nggak?" Tanya Javino. Ditangannya ada kaos tipis polos dan ditengahnya ada tulisan 'i love your money'.

"Tipis sekali, yang lain." Marsel dengan wajah datarnya mengambil salah satu baju crop, lalu menempelkan baju tersebut di tubuh Javino.

"Ini saja, kamu kan suka dengan baju minim seperti ini." Selanjutnya Marsel mengambil rok mini, langsung memasukkan rok dan crop tersebut kedalam keranjang.

"Mas?! Tapi─" Javino hanya melanjutkan kalimatnya dengan helaan nafas pasrah.

"Pilihkan juga kemeja untuk saya."

Javino hanya mengangguk dan menuju bagian kemeja. Ia mengambil warna abu-abu, hitam, putih dan navy. Jika diperhatikan, Marsel rata-rata hanya memiliki banyak kemeja hanya dengan empat warna diatas.

Keduanya lanjut berkeliling, hingga 20 menit kemudian memutuskan untuk pindah ke toko kosmetik. Javino bebas memilih apa yang ia mau selagi Marsel masih membolehkannya.

Javino hanya mengambil serum, masker wajah, moisturizer, serum bibir, pelembab bibir, bedak, serta masker bibir saja. Dirumah masih ada miliknya yang menumpuk.

Puas berbelanja, kini Marsel dan Javino memutuskan untuk mengisi perut mereka dengan makanan jepang. Disela makannya, Marsel tiba-tiba mengingat apa yang kemarin maminya katakan.

"Mami menanyakan tentang bulan madu kita kemarin. Kamu ingin berbulan madu dimana?"

Javino menggedikan bahu, "i dunno, but Korea Selatan kayaknya enak deh?"

"Nginep di hotel, nanti jalan-jalan ke sungai Han, piknik kecil-kecilan gitu. Kayaknya enak," Ujar Javino. Ia sudah membayangkan betapa menyenangkannya bermain dan bersantai dipinggiran sungai Han.

Marsel hanya mengangguk sebagai respon, kemudian berdiri untuk melakukan pembayaran makan siang keduanya.

.

.

.

.

"AAAARRKKHH LELAHNYAAA~" Javino berteriak dramatis sembari merebahkan dirinya dikasur empuknya. Bahkan belanjaannya tergeletak begitu saja dilantai.

Marsel yang baru masuk pun menatap Javino jengah, belanjaan istrinya itu tergeletak dan berantakan. Marsel sangat tak suka dengan sesuatu yang tak rapih.

"Letakkan belanjaanmu dengan benar, atau saya buang nanti."

Javino langsung saja berdiri dan mengutipi paper bagnya yang berisikan baju dan skincare.

20 menit kemudian Javino muncul kembali dihadapan Marsel, dengan penampilan yang sangat menguji imannya.

20 menit kemudian Javino muncul kembali dihadapan Marsel, dengan penampilan yang sangat menguji imannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"isn't it good?"

.

.

.

🙏🏻🙏🏻

Perjodohan || MarkNoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang