⚠️
─Tubuh Javino terhentak seiring dengan tumbukan pada analnya.
Mereka benar-benar melakukan sex untuk kedua kalinya, namun ini berbeda. Mereka melakukannya di balkon. Entah ide gila darimana Marsel mengide seperti itu.
"Enghh!! Ahh!"
Javino mengalungkan tangannya di leher Marsel, kembali menyatukan bibir keduanya untuk bercumbu. Menghasilkan kecipak basah serta desahan yang tertahan dari keduanya.
Javino menatap Marsel dengan tatapan sayunya, majahnya memerah serta matanya yang basah karena air mata yang keluar karena terlalu nikmat baginya.
Bercinta dengan posisi duduk, membuat kebanggaan Marsel tertancap begitu dalam didalam Javino. Adik marsel menumbuk prostat Javino dengan telak, tubuh keduanya yang telanjang dan berkeringat mengkilap karena cahaya dari lampu.
"Cumh! Cumhh! Ahhh.."
"Togetherh, babyh."
Desahan panjang keduanya menandakan rasa lega pada diri keduanya. Tubuh Javino lemas, tenaganya terkuras. Padahal ia hanya duduk dan mendesah saja.
Marsel mengangkat tubuh Javino, berpindah ke kasur untuk melanjutkan aktivitas mereka tanpa mengeluarkan kebanggaannya dari sarangnya.
"You move." Marsel menyandarkan kepalanya di kepala ranjang. Membiarkan Javino yang diam tak tau harus bagaimana.
"Tinggal gerak aja, terus desah. Okey." Ujar Javino membatin.
Dengan perlahan Javino mengeluarkan milik Marsel, kemudian memasukkan kembali penis Marsel kedalam lubangnya. Ia meringis pelan saat merasakan perih, tetapi itu tak membuatnya menghentikan aktivitasnya. Javino lanjut memasukan benda yang mengacung tesebut pada lubangnya yang sudah becek karena cairan Marsel tadi. Sebelah tangannya mencengkram erat lengan Marsel sebagai pelampiasan.
"Mhhh ahh.."
Javino menggerakkan pinggulnya perlahan, mulutnya terus-terusan mengeluarkan desahan merdu. Gerakan yang awalnya perlahan kini mulai dipercepat, Javino menemukan titik manisnya. Kepalanya pusing karena sensasi yang dirasakannya.
Bibir keduanya kembali bertemu dalam waktu singkat. Marsel dan Javino sangat menikmati kenikmatan yang diberikan masing-masing.
Suara benturan antara kulit Marsel dan Javino terdengar jelas, sedikit memalukan tetapi apa peduli. Keduanya tak peduli dengan waktu yang menunjukkan pukul tiga dini hari.
Pergulatan ranjang itu dilanjut hingga pagi mendatang. Dengan Javino yang sudah pingsan karena digempur Marsel.
.
.
.
.
Hari menjelang siang, bukan pagi lagi. Javino baru bangun dari tidurnya serta pingsannya yang sangat tidak elite.
Tubuhnya seperti remuk dan juga sangat pegal, ruam-ruam merah karena ulah Marsel memenuhi lehernya dan juga dadanya.
Suara bising dari luar rumah dapat diengar Javino, mungkin mama dan juga maminya akan pulang karena juga sudah siang.
Tak lama Marsel masuk dengan setelah kantornya, hanya saja lelaki tersebut belum menggunakan dasi.
Ditatapnya Javino yang juga menatapnya, ia mengambil dasi hitam. Berjalan menuju Javino dan melemparkan dasi tersebut pada Javino hingga mengenai wajah istrinya. Ia tertawa pelan, lalu mengecup bibir Javino singkat.
"Pasangkan dasi saya."
Javino menatap Marsel penuh tanya, sedetik kemudian ia baru sadar apa yang Marsel katakan tadi.
"Sini deketan, susah kalo jauhan gini," Ujar Javino meraih dasi ysng dilemparkan Marsel.
Marsel berjongkok, dengan usil tangannya membuka selimut yang menutupi tubuh telanjang Javino. Dan kemudian mendapatkan cubitan pada tangannya sendiri.
"Mas iih! Mesum banget!" Omel Javino yang masih fokus memasangkan dasi.
"Selesaiii!"
Marsel tersenyum tipis, dikecupnya bibir Javino lagi, tapi kali ini dengan lumatan. Marsel melumat bibir Javino lembut, memberikan gigitan kecil pada bibir bawah Javino. Mengetuk bibir Javino agar istrinya membuka mulutnya. Marsel memasukkan lidahnya ketika Javino membuka mulutnya, disesapnya lidah Javino membuat lenguhan nikmat terdengar. Keduanya terlihat menikmati ciuman lembut kali ini. Marsel menjauhkan wajahnya ketika merasakab tarikan pelan pada rambutnya, ditatapnya wajah memerah Javino entah karena kehabisan nafas ataupun malu.
"Morning kiss sudah, sekarang apa bisa morning sex?" Goda Marsel dengan alisnya yang dinaik turunkan.
Javino memberikan pukulan main-main pada lengan Marsel.
"Tadi malam udah! Sana berangkat, katanya mau ke makam abang?!" Usir Javino.
"Galak sekali." Kata Marsel pelan agar Javino tak mendengar.
Tetapi Javino itu memiliki indra pendengaran yang tajam, apalagi marsel mengatakan itu didepannya.
"AKU DENGER YA!!"
"Saya sengaja. Sana mandi, kamu bau sperma."
"MAARSELL!!!"
.
.
.
sebenernya aku mau up kemarin, tapi kuotaku habis 😔
btw happy 1k vote! makasih banyakk 🫶🏻🫶🏻
![](https://img.wattpad.com/cover/343577076-288-k323798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan || MarkNo
RomanceSi manja Javino dijodohkan dengan si cuek bebek Marsel? benar-benar diluar dugaan seorang Javino. ─ bl, gay, istilahnya cowo sama cowo. ─ harsh word, dirty talk, mature content. ─ baku + non baku. ─ lokal. ─ fiksi! ─ jangan salpak please! RANK 🏅ran...