Dokter bergerak lincah kesana-kemari tatkala salah satu perawat mengatakan jika nafas Javi mulai melemah, semuanya bekerja keras demi menyelamatkan kedua nyawa yang tengah berjuang.
Hari ini adalah hari persalinan Javino. Dokter menyampaikan bahwa kemungkinan lelaki dapat hamil hanya 10% saja di bumi, itupun jika Tuhan berkehendak.
Marsel diluar sana tengah panik bukan main. Ia sangat takut. Di dalam sana, istrinya tengah mempertaruhkan nyawanya demi buah hati mereka. Disebelah Marsel terdapat orang tuanya dan mertuanya untungnya dapat menemaninya, bahkan Bima sekaligus.
Dan yang baru diketahuinya, ternyata ibu mertua dan ayah mertuanya berencana untuk membatalkan perceraian mereka. Kedua orang itu berniat untuk memperbaiki semuanya walaupun belum tentu ada kesetujuan dari satu pihak lainnya─Javino.
Semua orang berdoa, memanjatkan doa selama operasi berjalan. Marsel maupun keluarganya dilarang masuk atau menemani Javino oleh dokter. Padahal Marsel sudah memaksa, tapi nihil, hasilnya kosong.
Lampu ruang operasi berubah menjadi hijau dari merah. Salah satu dokter keluar dari ruangan, wajahnya nampak bahagia dan senyum lega.
"Dengan keluarga pasien?" Semua yang berada disitu mengangguk, sangat kompak. Bahkan sang dokter hampir saja terkejut.
"Selamat, operasi caesar Tuan Javino berjalan dengan lancar. Dua bayi laki-laki terlahir sehat tanpa cacat, sementara akan dibersihkan oleh suster." Ujar wanita berjas putih itu, sontak yang ada disana terkejut bukan main. Namun setelahnya mengucap syukur kepada Tuhan.
Marsel terdiam, air matanya menggenang di pelupuk matanya. Dua bayi laki-laki. Tandanya ia memiliki anak kembar..?
"Anak saya kembar, dokter?" Marsel masih dengan ekspresi terkejutnya bertanya. Wanita didepannya mengangguk dan berkata 'iya'.
Diperbolehkan mengunjungi pasien, Marsel dan keluarganya memasuki ruang Javino yang sudah dipindahkan. Rasanya sangat terharu. Marsel menghampiri Javino yang menatapnya dengan sayu, manik cokelat yang menenangkan dan teduh itu bersirobok dengan maniknya pula.
Tangan Javino yang terbebas dari infus Marsel genggam, ia mengucapkan terimakasih tiada henti. Air matanya menetes dengan tenang, setelah sekian lama tidak meneteskan kristal bening itu akhirnya Marsel mengeluarkannya. Semua mata yang ada di ruangan itu menatap pasangan suami-istri dengan terharu dan ikut berkaca-kaca.
"Terimakasih, Javino. Kamu hebat, terimakasih. Terimakasih sudah melahirkan dua jagoan kita, Javino. Terimakasih,"
Sama terkejutnya dengan Marsel tadi, Javino bahkan baru mengetahui jika ia selama ini mengandung dua nyawa sekaligus. Pantas saja terasa sangat berat.
Javino mengusap tangan Marsel, menyuruh laki-laki itu untuk berhenti menangis. Demi apapun, Marsel sangat menggemaskan.
Tak lama setelah itu, dua suster datang dengan masing-masing satu di gendongan mereka. Itu buah hatinya, Marsel dan Javino membatin. Diserahkannya bayi laki-laki itu kepada Marsel dan Javino.
Hati Javino menghangat, air matanya ikut menetes. Pipi merah anaknya ia elus perlahan. Ternyata yang berada di gendongannya ini adalah kakak, anak pertamanya dan Marsel.
"Sudah dikasih nama?" Thiway bertanya, lalu Marsel mengangguk.
"Seno Alkaizar Samuel dan Reno Elkairo Samudra."
Dua jagoannya, selamat datang di dunia.
──
Javino sudah diperbolehkan untuk pulang setelah beberapa hari menginap di rumah sakit. Ia masih tak menyangka jika ia berhasil melahirkan dua buah hatinya dengan selamat. Umur kedua bayinya─Seno dan Reno sudah menginjak dua bulan. Seno dan Reno juga adalah dua anak yang hebat, keduanya menuruni visual Marsel semua. Dimulai dari mata, hidung, dan bibir. Entahlah, Javino sepertinya tidak kebagian apapun.
Sekarang, Javino sedang memandikan Reno dengan Marsel yang membantunya memandikan Seno. Untungnya Javino memiliki pengalaman memandikan bayi, itu pun beberapa tahun lalu saat tantenya melahirkan.
Marsel dan Javino memutuskan untuk berbagi tugas, ide ini diusulkan oleh Marsel karena tak mau Javino kelelahan. Dikarenakan jahitan Javino yang masih basah dan sangat membahayakan jika terjadi sesuatu.
"Aku masak, terus Mas Marsel pakein baju dedek?" Tanya Javino lagi. Marsel mengangguk seraya menyiapkan pakaian untuk si kembar.
"Iya, sayang. Keberatan? Atau mau pesan online saja?"
Javino menggeleng cepat. "Ih enggak! Mas tau sendiri kan, kalo pakein baju dedek itu lumayan susah, mas nggak keberatan? Dua bocil loh ini,"
Sudut bibir Marsel terangkat, Javino jika sedang mengomel sangatlah gemas. Bibirnya akan manyun dan alisnya mengerut.
"Tidak sama sekali, sayang." Marsel menuntun Javino ke dapur setelah meletakkan kedua anaknya di kamar.
"Jangan masak terlalu banyak, nanti kamu kelelahan." Ujar Marsel dan mendekatkan kecupan di pucuk kepala Javino. "Mas ke kamar,"
Sepeninggalan Marsel, Javino dibuat gila karena Marsel yang lambat laun menjadi lebih lembut. Bahkan dapat disimpulkan jika Marsel benar-benar manis perlakuannya.
"
Gila, gue udah gila." Javino bergumam sebelum melanjutkan memasaknya.
Hanya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk Marsel menggunakan pakaian anak-anaknya. Ia dapat melihat Javino yang masih menggunakan apron, berjalan kesana-kemari memindahkan makanan dari dapur ke meja makan.
"Hai kids, this is your mom."
Javino menggunakan nada yang sedang viral di tiktok akhir-akhir ini. Ia mengambil alih Seno dari tangan sebelah kanan Marsel, lalu mendudukkan buntalan daging itu di kursi khususnya.
"Seno berat banget loh Mas. Emangnya Mas nggak berat gendong dua bocil ini?" Javino bertanya sambil mendudukkan Reno disebelah adiknya.
"Hm? Tidak sama sekali." Marsel mendekatkan tubuhnya kepada Javino.
"Mau coba gaya baru?"
──
oke.. buat extra partnya aku cicil WKWKWK, dan juga, selamat tahun baru 💗💗 telat banget, tapi gapapa kali ya?
gimana menurut kalian di awal januari ini?
see u next chap!
![](https://img.wattpad.com/cover/343577076-288-k323798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan || MarkNo
RomanceSi manja Javino dijodohkan dengan si cuek bebek Marsel? benar-benar diluar dugaan seorang Javino. ─ bl, gay, istilahnya cowo sama cowo. ─ harsh word, dirty talk, mature content. ─ baku + non baku. ─ lokal. ─ fiksi! ─ jangan salpak please! RANK 🏅ran...