⚠️ warning ⚠️
yang phobia sama darah, pembunuhan, atau hal yang berbau pembunuhan, berhubungan badan (sex) ! mundurrr, kkayy??"Ambil posisi kalian masing-masing. Tembak bagian apa saja. Kalau bisa agar langsung mati saja."
Ketiga lelaki itu sudah siap dengan senjata mereka masing-masing. Marsel didepan Zero, Luke didepan Kaziel dan Nero didepan Alvin.
"Satu,"
"Dua,"
"Tig─"
"STOOOP!!"
Ketiganya menoleh, terdapat Javino yang baru saja sampai dengan keringat yang membasahi dahinya.
"Mas ih! Mau bunuh siapa?!" Tanyanya dengan berteriak.
Marsel mengode Nero dan Luke agar meninggalkan keduanya di ruangan ini. Dan tentunya kedua sahabatnya itu mengerti dan melenggang dari tempat itu.
"Apa?" Tanyanya sembari menatap dalam Javino.
Bibir Javino mengerucut kesal. "Mas mau bunuh dia?!" Tunjuknya pada ketiga orang yang sudah dibuka penutup matanya.
Marsel menggedikan bahu acuh. "Sepertinya."
Javino menatap Marsel dengan senyuman manis andalannya.
"Mana pistolnyaa??"
"Untuk?"
"MANAAAAA??!!" Ulang Javino berteriak.
Menghembuskan nafas lelah, Marsel memberikan pistol kesayangannya pada Javino. Bahkan Javino menjadi orang pertama memegang pistol kesayangannya selain dirinya sendiri.
"Kita duduk dulu," Ajak Javino. Tangannya menarik lengan Marsel menuju kursi dan mendudukkan dirinya diatas Marsel setelah suaminya itu duduk.
Seringai tipis terbit dibibirnya.
Dorr!!
"Hey, bitch! Gak bangun?" Sarkas Javino setelah menembak tembok. Nyaris terkena Zero.
"Gue bener-bener gak nyangka sama kalian. Gue sebenernya mau laporin ke polisi atas kelakuan kalian ke gue--"
"--Tapi! Niat itu gue undur, kenapa? Kalian bisa aja nyogok polisi nya pake duit. Secara, kalian kan orkay, walaupun hasil judi." Lanjutnya dengan menekankan kata 'judi'.
"Dan... Sebelum kalian mati, kalian bertiga harus lihat ini dulu~"
Ketiganya terkejut dengan hal yang dilakukan Javino setelahnya. Bagaimana tidak? Pemuda manis itu menyatukan bibir manisnya dengan lelaki yang tak mereka ketahui siapa itu.
Ingin berteriak pun tak bisa, mulut mereka masih di lakban. Sangat kasihan.
"Eumhhh"
Bibir yang disesap itu mengeluarkan desahan halus. Javino dan orang yang tak dikenalinya itu terlihat sangat menikmati cumbuan bibir yang bertaut.
Mata melotot ketiganya semakin melotot saat melihat Javino begitu lihai memanjakan milik lelaki yang terduduk. Dengan mulut mungilnya, benda tumpul itu di emut layaknya permen lolipop.
Plop
Suara penis yang dicabut dari goa kecil itu terdengar. Javino sendiri yang mencabut benda pusaka itu setelah merasa cairan lengket keluar dan memenuhi mulutnya.
Javino menanggalkan celana tidurnya, membasahi sekat merah mudanya yang masih tertutup rapat dengan cairan milik Marsel agr mudah dimasuki.
Javino kembali mendudukkan dirinya dipangkuan Marsel. Ia mengangkat sedikit tubuhnya. Meraih milik Marsel yang memegang dengan gagah, memasukan perlahan penis suaminya itu dengan desahan merdu yang keluar dari belah bibirnya setiap inchi dari penis itu masuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/343577076-288-k323798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan || MarkNo
RomanceSi manja Javino dijodohkan dengan si cuek bebek Marsel? benar-benar diluar dugaan seorang Javino. ─ bl, gay, istilahnya cowo sama cowo. ─ harsh word, dirty talk, mature content. ─ baku + non baku. ─ lokal. ─ fiksi! ─ jangan salpak please! RANK 🏅ran...