"Ndak kok, mereka dulu di jodohin, tapi Ci Shani ndak mau, padahal Mas Bejo ganteng banget lho, mana mandiri, udah punya rumah, mobil hasil kerja dia sendiri, mana rajin ibadah dan bersih-bersih rumah lagi."
Gracia mengangguk dengan mulut O. "Tapi kayaknya Ci Shani kayak gak enak kalo nolak ajakan Bejo ya."
"Mas Bejo itu cinta buanget Gre, karo Cici. Temen masa kecil, pas SD dulu kalo Cici di jahatin temennya. Mas Bejo yang nulung, pokoke Mas Bejo itu garda terdepan buat jagain Ci Shani." Wajah Siska menggebu-gebu.
"Pantesaan..."
"Mas Bejo itu pilot gre, pokoknya paket lengkap to? Sopo coba ndak mau sama Mas Bejo?"
Gracia menaikan alis, menatap nyinyir kearah Siska. "Kog kamu nggak mau sama Bejo?."
Siska terbelalak, tak abis fikir akan ucapan Gracia barusan.
"Lha mosok aku kon suka Mas Bejo yang hatinya udah mentok ke Ci Shani? Mbok tulung to, Gre.
kesadaran dirinya." Gracia tertawa melihat raut wajah Siska, namun tak lama tawanya mereda, ia terdiam, menatap kearah pintu. Kenapa Shani belum juga pulang?Siska diam-diam memperhatikan Gracia yang menatap kearah pintu. Siska tersenyum penuh makna, ia memilih diam, tidak berkomentar, dan ia mengalihkan untuk nonton drakor lagi.
Satu jam kemudian. Siska ketiduran, sedangkan Gracia masih terjaga. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, Gracia bersandar sofa sambil telfon Bhumi.
"Iya bentar lagi, Bang..Ci Shani belum pul-
Pintu terbuka.
Muncul sosok Shani yang terpaku beberapa detik di ambang pintu ketika bertatapan dengan Gracia yang juga menatap kearahnya. Shani segera menuntup pintu, lalu menghampiri Gracia.Shani melihat Siska yang tertidur dengan posisi tengkurap, lalu menarik pergelangan tangan Gracia.
"Bang, nanti aku kabarin lagi ya, dah ." Gracia mengikuti Shani setelah mematikan ponselnya.
Sesampainya di kamar, Shani langsung memeluk Gracia.
"Saya kira kamu sudah pulang." Gracia tertegun mendengar ucapan Shani. Kemudian mengeratkan pelukannya, "Aku nungguin Cici, kog lama banget?"
"Iya, maaf ya." Nada suara Shani terdengar parau.
Hening.
Shani memejamkan kedua matanya, menghirup aroma shampo dari rambut Gracia, ini adalah aroma Shampo miliknya yang di pake Gracia juga, kenapa jadi lebih harum di kepala Gracia? kalo di fikir. Ini pertama kalinya ia berani dan lancang meluk anak orang gitu aja, entahlah. Shani ketakutan jika saja Gracia pulang tanpa berpamitan dengan nya.
"Kamu sudah makan?" Shani akhirnya melepaskan pelukan, menatap teduh kedua mata Gracia.
"Tadi sore bikin nasi goreng sama Siska, masih ada, aku sisain buat Ci Shani."
Shani tersenyum haru. "Saya sudah makan tadi." Gracia mengangguk saja, ia merasa canggung sekarang, apalagi di tatap terang-terangan oleh Shani dari jarak dekat.
"Kamu mau ke balaidesa?."
"Iya, Ci-
"Kenapa nggak nginep aja?"
Eh? Gracia mengerjap kaget, ia menatap bingung kepada Shani. "Nginep ya." Itu bukan pertanyaan, melainkan permintaan. Shani mengusap kepala Gracia dengan lembut, memberi gestur memohon.
"Ci Shani mau aku disini?" Gracia mengambil telapak tangan Shani di puncak kepalanya. Bukan menjawab, tapi Shani malah duduk dipinggiran kasur. Ia menyugar rambutnya, "Kamu sudah mau pulang?" Shani mendongak menatap Gracia, kedua tanganya bertumpu ke belakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/345420882-288-k31997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY VILLAGE LADY
FanficAku memang berbeda daripada perempuan di luar sana , aku punya cara tersendiri dalam memaknai cinta.