Part 14

2.1K 238 22
                                    

Seminggu berlalu sejak pulangnya Gracia ke Jakarta. Shani di sibukan oleh jadwal kantor yang amat padat, setiap malam sering begadang mengecek laporan anggaran desa, kantung mata Shani mulai terlihat menghitam, entah karena kerjaan atau memang karena keresahan hatinya yang akhir-akhir ini sering muncul setiap malam. Sering kali jika pulang kantor, Shani selalu mengecek ponselnya, berharap ada pesan masuk dari seseorang bernama Gracia.

Tapi Nihil.

Ya. Shani merasa aneh dan resah. Gadis manis bernama Gracia sejak pulang ke Jakarta, dia tidak memberi kabar apa-apa kepadanya? Emang Shani mau di kabarin model gimana? Shani mau tau tentang apa soal Gracia? Dan keresahan Shani itu karena Shani memikirkan perasaan Gracia yang di tolaknya ketika di hotel. Shani resah dan bingung, ngerasa bersalah juga sih, setelah jauh gini rasa bersalah Shani selalu tumbuh semakin besar, mana anaknya gak pernah ngasih kabar lagi. Shani bertanya-tanya apakah Gracia sakit hati akan ucapannya malam itu?

Ya pasti sakit hati lah. Batin Shani, lagi. Ia melirik ponselnya yang hanya terdapat notif dari Freya juga Chika mengenai kantor. Ck! Shani mulai di Landa rasa bosan perihal kantor, kepalanya serasa pengen meledak.

Shani akhirnya memutuskan untuk mandi, agar supaya bayangan tentang sosok Gracia di kepalanya lekas menghilang. Setelah mandi dan berganti pakaian santai, kini Shani meraih ponselnya diatas kasur, mengecek apakah ada pesan masuk dari Gracia? Setiap saat Shani berharap ada notif pesan. Ternyata hasilnya masih nihil. Shani menghela nafas, kemudian meredupkan lagi layar ponselnya. Jari kanan nya terangkat untuk memijit pangkal hidung karena tiba-tiba kepalanya terbayang Gracia lagi dan lagi, kenapa ia terus memikirkan Gracia beberapa hari ini. Kenapa bayangan Gracia gak lelah berputar di kepalanya ?

Pengen ngirim pesan duluan, tapi Shani bukan tipe orang yang suka basa dan basi. Menurut Shani kalau saling berbalas chat itu, harus membahas hal yang penting dan berguna, sesaat. Shani menghentikan pijitan jarinya dari pangkal hidung, bibir Shani tersungging tipis, sepertinya ia memiliki ide.

Shani membuka lagi ponselnya, membuka roomchat dengan Gracia. Dua ibu jari Shani mengetuk layar dengan lihay da cekatan, sambil dengan senyum simpul dan nampak mencurigakan.

SHANI
Selamat sore, Gracia, saya mau nanya tentang konten kamu yang di desa saya, kapan di upload nya?

Senyum Shani lenyap kala pesan darinya hanya ada tanda centang satu alias Gracia mungkin sedang tidak online Wa. Di hembuskan lagi gumpalan nafasnya pelan, mengingat kembali akun Instagram milik Gracia yang belum sempat ia follback. Jari Shani mengutak atik ponselnya, sesekali bibirnya ia gigit-gigit kedalam.

"Wah, dia post foto yang di pintu air?." Mata Shani mengerjap kaget, ada 4 slide foto yang Gracia unggah lima hari yang lalu. Jari Shani menggeser foto ki kiri, pada slide kedua nampak foto pemandangan sawah setelah foto pertama adalah foto Gracia yang berdiri sendiri di depan pintu air, tah siapa yang memfoto Gracia kala itu. Lalu di slide ketiga mata Shani mengerjap lagi, bagaimana tidak? Foto ketiga adalah foto dirinya dan Gracia dengan pose saling rangkul, di foto tersebut. Shani dan Gracia tersenyum dengan kedua tangan terangkat membentuk huruf V.

Bibir Shani tersenyum, beberapa detik kemudian senyumnya luntur ketika ibu jarinya menggeser lagi slide terakhir. Dan itu adalah figur dirinya yang menghadap belakang dan sedang fokus ngobrol dengan Pak Rt, hanya nampak wajah Shani yang di ambil dari samping, namun yang membuat Shani terhenyak adalah. Fokus kamera hanya mengarah ke Shani saja, yang lain nampak blur, pengambilan gambar yang sempurna menurut Shani, bibir Shani terbuka saking speechless nya.

Shani me zoom layarnya, tanpa sengaja terketuk love dan membuat Shani panik bukan main. Selang bentar ia mengetuk tanda follback, biar tidak kelihatan kalo ia sedang mengstalking akun Gracia, bisa Gr itu cewek. Shani akhirnya memilih keluar dari room Ige, lalu melempar ponselnya lagi. Ia mengabaikan keresahan hatinya dan milih untuk keluar kamar setelah tanganya menyambar laptop diatas meja.

MY VILLAGE LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang