Seluruh keluarga Bhumi beserta Bhumi sudah kembali ke Jakarta tadi pagi kecuali Gracia, Kini Shani dan Gracia membantu beberes rumah, di teras depan. Shani membantu menumpuk kursi juga memunguti gelas plastik kemudian di masukan kedalam tong sampah. Gracia mengepel lantai teras, beberapa tukang tenda sesekali menggoda Gracia.
"Kiw kiw..Mbak Grasia ayu tenan, dadi bojoku mau ndak Mbak?." ( Mbak Gracia cantik bener, mau gak jd istriku )Kepala Shani langsung menoleh ke tukang sound sistem bermuka jamet yang menggoda Gracia, mata Shani memicing.
"Heh Jupri! lek ndang di jupuk sound mu..Goda-goda terus terus tak slepet jakunmu lho!" (Heh Jupri! buruan di sambil sound mu, goda-goda terus tak slepet jakunmu) Shani mendelik kepada Jupri, membuat Jupri langsung mingkem dan melipir mengangkat sound. Gracia cekikikan melihat itu, lagi tukang dekor bersiul ketika melewati Shani.
"Walah ayune..Wes ada calon belum dek? Aku siyap menafkahi dirimu." Shani menggeleng, lalu berkecak pinggang, ini kenapa pada godain Gracia sih.
"Emang kamu punya apa Pul Saepul kalo Gracia belum ada calon?." Tanya Shani galak. Saepul menoleh menatap Kepala Desa berwajah muram, lalu mesem-mesem.
"Eh Bu Shani..Hehe, saya kan tukang dekor, nanti kalo nikahin Dek Grasia ndak perlu sewa-sewa dekor lagi to, sama saya gratis." Saepul mengedikan sebelah mata kearah Gracia setelah itu, di tempatnya berdiri. Gracia menahan mual, yampun..Kini bukan hanya Saepul, beberapa laki-laki malah pada menatap kearah Gracia, resiko jadi orang cakep ya.
"Woi kalian ki podo ngopo malah godain Gracia kabeh? Ndang di beresi iki, sumpek aku ndelok ne!." (Woi kalian ini pada kenapa malah melihat Gracia semua? Cepetan di beresin ini, sumpek aku lihatnya!) Sekonyong-konyong lihat raut Shani yang murka, semua langsung berlarian mengangkut barang-barang mereka, si Saepul tersungkur gara-gara tidak sengaja manabrak tiang tenda, membuat semua orang tertawa termasuk Gracia.
Shani yang telah selesai menata kursi, ia kemudian cuci tangan. Habis itu menatap datar kepada Gracia yang malah sengaja berdiri di teras sambil menenteng pel-pelan, bibir gadis itu masih tertawa, sekarang gantian Gracia yang gantian menggoda Mas-mas. "Masuk." Titah Shani galak. Gracia semakin terkikik, ia senang jika melihat Shani galak karena cemburu.
"Bentar dulu, tuh mereka kasian abis kamu omelin malah jatoh..Mas, semangat ya Mas." Gracia mengedipkan sebelah mata kearah mereka, seketika suasana jadi heboh. Shani menahan diri agar tidak memaki pada kumpulan pemuda yang sedang mengangkat dekor.
"Masuk Gracia." Ucapan Shani pelan namun terdengar tegas.
"Bentar-
"Yaudah sana kamu samperin sekalian mereka..Saya mau masuk." Shani langsung masuk kedalam rumah meninggalkan Gracia yang masih tertawa, ia memberi love sign kepada Saepul, membuat Seapul langsung lunglai tak berdaya.
Gracia menyusul Shani kedalam sambil menenteng pel-pelan. Ia berpapasan sama Siska yang duduk di sofa seperti tuan putri, "Sudah bersih semua wahay budak-budakku?." Tanya Siska dengan senyum menggoda. Gracia mencebikan bibir.
"Sudah semua yang mulia, izinkan hamba istirahat, nestapa dunia begitu melelahkan." Jawab Gracia penuh dramatis. Siska terpingkal pingkal diatas sofa hingga akhirnya keselek keripik pisang.
Gracia masuk kedalam kamar Shani, sang empu sedang membungkuk bertumpu meja sambil memperhatikan laptop, sebelah tanganya memegang segelas Es teh manis. Gracia mengambil gelas di tangan Shani dan meminumnya begitu saja.
"Jangan di abisin, saya masih aus." Shani menoleh kearah Gracia dengan wajah datar. Gracia diam sejenak, ia melirik es teh di gelas tinggal dua tegukan, "Kamu masih mau?." Tanya Gracia lagi. Shani mengangguk. Gracia tersenyum miring, sedetik kemudian ia meneguk habis es di gelas, mata Shani melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY VILLAGE LADY
FanfictionAku memang berbeda daripada perempuan di luar sana , aku punya cara tersendiri dalam memaknai cinta.