Bhumi dan Siska pun telah usai menjalani rangkaian foto untuk prewed nya"Hati-hati ya Mas , jangan ngebut. Gracia, makasih udah nemenin Ci Shani." tutur Siska sesaat mereka sampai hotel di mana Shani dan Siska menginap selama di Jakarta .
Gracia menatap Shani sekali lagi dengan senyum penuh arti.
"Ci, jangan nangis lagi ya, kamu jelek kalo abis nangis." Lalu mengedipkan matanya sebelah. Siska dan Bhumi mengerutkan alis bingung menatap Shani yang duduk di pinggiran kasur dengan wajah datar, sebenarnya Shani menahan salting dan malu, hampir aja kepergok lagi sedot-sedot mak nyos sama Gracia.
"Nangis kenapa, Ci?." Tanya Siska heran. Gracia hampir membuka mulut, tapi Shani keburu beranjak dan mendorong kedua kakak beradik tersebut keluar pintu dengan paksa.
"Buruan kalian pulang ya, kami butuh istirahat." Ucap Shani dan langsung menutup pintu. Bhumi bersungut karna gak dikasih waktu untuk pamitan dengan sang kekasih, sedang Gracia hanya tersenyum melihat kelakuan Shani .
"Woi!.Gue belum ngecup kening bini gue!." Bhumi memaki di depan pintu, astaga! Padahal kecupan dari Siska membuat Bhumi sehat jasmani dan rohani, bisa-bisanya Shani main tutup pintu. Gracia tertawa melihat itu, lalu ia menarik pergelangan tangan Bhumi dan mengajaknya pulang.
"Udah bang, besok pagi kesini lagi, Ci Shani lagi gak enak badan dia."
"Dia kenapa sih? Mukanya sensi banget sejak tadi pagi? Jambretanya muntah darah?." Yang di maksud Bhumi itu apakah Shani lagi PMS.
"Abis nonton drakor sad ending katanya, jadi mood nya tuh jelek, di tambah dia jetlag waktu di pesawat." Jawab Gracia sekenanya.
"Yailah cuma sejam doang lebay amat!." Gracia mengabaikan dumelan Bhumi, isi kepalanya sekarang penuh dengan bayangan dirinya bersama Shani waktu diatas ranjang tadi. Bibir Gracia mengulum senyum, setidaknya Shani bisa menerima perlakuan dirinya, dan Shani menikmati itu.
"Dek."
Keduanya sudah sampai di lantai dasar hotel, "Kenapa Bang?."
Bhumi melirik Gracia sebentar, lalu membasahi bibir bawahnya.
"Kamu tau nggak hubungan Shani dengan Pak Vino?."
Kedua alis Gracia mengerut menatap Bhumi, "Hng? Nggak tau, kenapa Bang?."
"Abang tadi liat story temenya Pak Vino, dia lagi ketemuan sama Shani di Caffe." Mulut Gracia langsung menganga sempurna, matanya mengerjap bingung, kenapa Shani ketemuan dengan Pak Vino?
"Abang serius?."
"Masa abang bohong sih, abang nanya kamu kan buat mastiin kamu tau apa enggak." Gracia lantas menggeleng sebagai jawaban. Kapan? Kapan Shani ketemuan dengan Pak Vino? Terus apa hubunganya Shani dengan Pak Vino? Sebentar. Tiba-tiba otak Gracia bekerja dengan cepat, ia teringat waktu datang ke hotel Shani, perempuan itu wajahnya bengep, terus tiba-tiba Shani menolak perasaanya lagi, sikap Shani berubah datar meskipun akhirnya Shani kemakan bujuk rayu dirinya untuk menyentuh Shani.
Kerjapan mata Gracia melambat. Lalu Gracia menatap Bhumi lagi, "Masih ada nggak storynya bang?." Bhumi mengeluarkan ponselnya dari saku celana, lalu mencari username temennya Vino, setelah ketemu. Bhumi menunjukan kepada Gracia, mata Gracia terpaku disana.
Caption di foto tersebut adalah.
Apakah ada kesempatan kedua untuk Pak @alvino.pjJantung Gracia bagai di tikam pisau. Disana foto Shani dan Vino sedang duduk berhadapan, nampak Shani tersenyum sangat manis, senyum yang belum pernah Gracia lihat waktu bersamanya. Ada yang langsung panas, tapi bukan di langit, melainkan di dalam hati Gracia. Emosi ,cemburu membakar seluruh persendiannya .

KAMU SEDANG MEMBACA
MY VILLAGE LADY
FanfictionAku memang berbeda daripada perempuan di luar sana , aku punya cara tersendiri dalam memaknai cinta.